Home BERITA Doa yang Menantang

Doa yang Menantang

0
Doa Bapa Kami.

INJIL hari ini (Lukas 11:1-4) berbicara tentang doa Bapa Kami. Versi Lukas lebih singkat daripada versi Matius. Namun struktur dasarnya sama dan menantang.

Di manakah tantangannya? Setiap permohonannya menantang mereka yang mendoakannya.

Pertama, memanggil Allah sebagai Bapa mengandung konsekuensi sosial. Kalau Allah adalah Bapa, semua manusia adalah anak-anak-Nya. Mereka adalah saudara, apa pun suku, agama, etnis, ras, dan golongannya. Bersediakah kita menjadi saudara satu sama lain dalam Tuhan?

Kedua, “Dikuduskanlah nama-Mu.”

Tuhan itu kudus. Demikian pula nama-Nya. Tidak ada yang dapat ditambahkan pada kekudusan-Nya. Mendoakan itu berarti siap menjaga kekudusan Tuhan. Apakah kita telah menjunjung tinggi nama Tuhan?

Ketiga, “Datanglah Kerajaan-Mu” berarti menyerahkan diri dipimpin oleh Tuhan.

Kerajaan-Nya membawa kebebasan, damai, dan keadilan bagi semua. Siapkah kita hidup dalam damai dan keadilan bersama sesama kita?

Keempat, “Berilah kami setiap hari makanan secukupnya.”

Siapakah yang dimaksud dengan kami dalam doa ini? Apakah keluargaku, desaku, atau negaraku? Doa ini menantang kita untuk meminta makanan bagi semua orang. Artinya, tidak membiarkan kelaparan menimpa siapa pun. Bersediakah kita memperjuangkan hal itu?

Kelima, “Ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.”

Doa ini amat menantang. Tuhan selalu siap mengampuni. Bagaimana dengan kita? Bukankah mengampuni itu sulit sekali? Ingatlah, mengampuni itu jalan kepada kesempurnaan (Matius 5:48).

Akhirnya, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Kita berdoa supaya senantiasa mengandalkan Tuhan yang dapat melepaskan kita dari dosa-dosa. Ini amat menantang mereka yang merasa dirinya suci dan bisa bebas dari dosa dengan kekuatannya sendiri.

Doa Bapa Kami itu amat indah, tetapi sekaligus menantang. Kalau orang mendoakannya secara khidmat dan meditatif, orang akan merasakan tantangan itu. Ketika mempraktikkan dalam hidupnya tantangannya jauh lebih kuat. Karena itu, kita membutuhkan rahmat-Nya dalam mewujudkan doa itu.

Rabu, 9 Oktober 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version