Puncta 10.07.21
Sabtu Biasa XIV
Matius 10: 24-33
NOVEL berjudul Noli Me Tangere menggambarkan perjuangan pemuda Chrisostomo Ibarra melawan ketidakadilan dan kebobrokan Gereja dan pemerintah kolonial di Filipina.
Kematian ayahnya, Don Rafael Ibarra, yang misterius membuat Chrisostomo pulang ke Filipina dan ingin membongkarnya.
Rafael ternyata dibunuh oleh persekongkolan antara Padre Damaso pimpinan Gereja dan Kapitan Thiago, gubernur kolonial.
Pemikiran Don Rafael yang revolusioner tidak disenangi oleh pemerintah dan Gereja. Dia harus disingkirkan.
Chrisostomo Ibarra membongkar kemunafikan Padre Damaso dan kehidupan biara. Ia sangat terpukul, ketika tahu bahwa Maria Clara, pacar masa kecilnya, adalah anak Padre Damaso dengan Dona Pia Alba, isteri Gubernur Jenderal.
Ia makin tahu mengapa sekolah yang didirikannya selalu ditentang oleh gereja dan pemerintah.
Ia dianggap sebagai seorang pemberontak, tokoh revolusi yang harus disingkirkan karena akan mengganggu kemapanan Gereja dan penjajah.
Ibarra tidak takut. Ia berjuang bersama Ellias temannya untuk mengungkap ketidakadilan, kekuasaan, kemunafikan dan penindasan yang dilakukan gereja dan penjajah.
Chrisostomo Ibarra dengan lantang membuka kebobrokan dan masa gelap konspirasi Gereja dan pemerintah.
Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya, “Janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah.”
Kemunafikan, kebobrokan dan konspirasi, perselingkuhan politik, korupsi, pelan dan pasti akan dibuka.
Mereka yang memusuhi kebenaran pasti akan terbongkar. Tipu muslihat Imam Besar Padre Damaso, Padre Salvi, dan Kapitan Thiago akhirnya terbongkar.
Menjadi murid Yesus diutus mewartakan kebenaran. Orang benar akan menghadapi banyak tantangan. Orang benar tidak takut pada ancaman, teror, intimidasi dan pembunuhan.
Kebenaran, bagaimana pun akan menang.
Yesus Sang Pejuang Kebenaran menguatkan kita, “Jangan takut. Takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Maukah kita berjuang membela kebenaran?
Piknik ke Nglanggeran,
Sampainya di Gajahmungkur.
Berjuang demi kebenaran,
Jangan pernah mundur.
Cawas, tetap sehat dan semangat….