Home BERITA Don Roberto

Don Roberto

0
Pastor Don Malgesini korban kekerasan di Libya. (Ist)

Puncta 26.09.23
Selasa Biasa XXIV
Lukas 8: 19-21

PERISTIWANYA sudah terjadi tiga tahun yang lalu, tepatnya tanggal 15 September 2020. Don Roberto Malgesini, seorang imam Katolik dari Keuskupan Como Italia, dibunuh oleh orang yang setiap hari dibantunya.

Dia setiap hari membantu kaum migran dari Afrika Utara dan Eropa Timur yang mengungsi ke Italia. Mereka datang dari Nigeria, Tunisia, Libya, Mesir dan negara-negara Eropa Timur. Mereka menjadi gelandangan dan penganggur di sana.

Pastor Roberto tiap pagi mengirim makanan dan minuman bagi kaum miskin di Como. Kalau sore dia membagi selimut dan baju hangat bagi mereka.

Tiba-tiba pagi itu dia diserang oleh Rahdi Mahmoud (53) yang sering ditolongnya.

Diduga orang ini punya penyakit gangguan jiwa. Ia menusuk pastor itu berkali-kali di San Piazza de Rocco, ketika sang pastor sedang membagikan makanan pagi. Ia meninggal karena kehilangan banyak darah.

Kematiannya menyatukan kaum migran di Italia dan mereka berkumpul di Como untuk mendoakan Pastor budiman yang membantu kaum miskin. Mereka yang berbeda agama, suku bangsa dan warna kulit berkumpul sebagai saudara.

Seorang migran dari Tunisia berkata, “Kami sudah menganggap pastor itu seperti bapak sendiri. Ia selalu datang menolong kami.”

Yesus mengajarkan kepada orang banyak tentang hubungan persaudaraan. Ketika ada orang yang datang memberitahu bahwa Ibu dan saudara-saudaranya ingin bertemu, Yesus menjelaskan siapakah ibu dan saudara-saudara-Nya itu.

Yesus berkata, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

Relasi saudara tidak didasarkan lagi pada garis darah, tetapi siapa saja yang setia mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya.

Don Roberto telah mewujudkan apa yang disabdakan Yesus. Ia menerima para imigran yang berbeda agama, suku bangsa dan ras sebagai saudara. Di Eropa sekarang banyak para imigran diterima tinggal di sana.

Mari kita membangun persaudaraan dengan semua orang karena kita satu martabat dalam kemanusiaan di hadapan Tuhan. Kita semua makhluk Tuhan yang diciptakan sama dan sederajat.

Jika semua agama mengajarkan tentang kasih, maka kita dipanggil untuk mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan. Kasih menjadi pengikat bagi kita sebagai saudara.

Bulan ini sedang banyak buah mangga,
Mau bikin rujak tapi tak ada sambelnya.
Marilah kita saling mengasihi sebagai saudara,
Karena kita diciptakan sama di hadapan Dia.

Cawas, kita semua bersaudara

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version