BERIKUT ini profil wilayah pastoral Keuskupan Agats di Asmat, Papua yang ditandai dengan tekstur tanah rawa dan lumpur. Karena itu, bangunan dan jalan selalu berdiri di atas tanah berlumpur itu dan tidak menapak di tanah.
Wilayah Keuskupan Agats ini berada 1-2 meter di bawah permukaan laut. Hanya sedikit wilayah yang punya tekstur tanah kering.
Selebihnya, semuanya adalah tanah berlumpur. Karena itu, semua akses “jalan” berupa sungai dan perairan pantai. Tidak ada jalan raya sebagaimana ada di Jawa.
Kaum religius yang berkarya di Keuskupan Agats adalah para suster dari:
- Ordo Sancta Ursula atau Ursulin (OSU);
- Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS);
- Kongreasi Suster Fransiskan Santo Georgius Martir (FSGM).
- Kongregasi Suster Puteri Reinha Rosari (PRR).
- Kongregasi Suster Tarekat Maria Mediatrrix (TMM).
Para imam yang bekerja di Keuskupan Agats adalah:
- Imam-imam lokal diosesan baik dari Keuskupan Agats maupun dari keuskupan lain;
- Maryknoll (MM);
- Ordo Salib Suci (OSC).
Kawasan ini sangat terpencil. Juga udik dalam pengertian jauh dari keramaian.
Dari Timika masih harus terbang selama 1 jam dengan pesawat kecil. Dengan jumlah penumpang tidak lebih dari 8 orang. Bagasi maksimum tidak boleh lebih dari 800 kg.
Kapal juga melayani rute Timika-Asmat dengan lama perjalanan sekitaran 9-10 jam.
Ewer, lapangan terbang di tengah hutan
Begitu mendarat di lapangan terbang perintis di tengah hutan bernama Ewer, maka masih butuh waktu sekitar 45 menit naik speedboat menuju pusat kota Asmat di mana Kantor Keuskupan Agats berlokasi.
Jarak tempuh dari pusat kota menuju paroki di luar Asmat misalnya ke Paroki Asji butuh waktu sedikitnya 4-5 jam perjalanan menyusuri aliran sungai selebar 500 m -1 km dengan speedboat.
Dari pusat kota Atsj menuju stasi-stasi –misalya Stasi Sagare- yang paling jauh, maka masih butuh waktu 5 jam lagi naik speedboat.
Biaya operasional sangat tinggi
Biaya operasional yang sangat tinggi dalam reksa pastoral dan kunjungan ke paroki dan stasi di luar Asmat menjadi tantangan besar bagi Keuskupan Agats di Papua Selatan ini.
Itulah sebabnya, Bapak Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito OFM -mantan Minister Provinsial Ordo Fransiskan Hina Dina– memberi gambaran riil kondisi keuskupannya.
Kesimpulannya, mari kita bantu Keuskupan Agats di Papua Selatan ini.
Lantaran kondisinya sungguh sangat terpencil dari segi lokasi geografis. Juga sangat berat karena harus menghadapi tantangan medan alam yang penuh risiko.
Donasi untuk Keuskupan Agats di Papua
- BRI Unit Asmat Cabang Timika a.n Keuskupan Agats.
- Norek: 4977-01-00000-2536. (Angka nol ada 5 digit)
- Berita: Amal kasih.
- Tambahkan angka 1 setiap kali transaksi, misalnya Rp 100.001,00.
atau
- BCA Kwitang Jakarta a.n. Aloysius Murwito (Nama uskup tanpa embel-embel Mgr).
- Norek: 6860-236 620.
- Berita: Amal kasih.
- Tambahkan angka 1 setiap kali transaksi, misalnya Rp 100.001,00
Mohon berkenan memberi konfirmasi ke nomor kami WA 0812-1214-8336 agar kami bisa segera memberikan info donasi amal kasih ini ke Keuskupan Agats c.q. Sr. Agnetin FSGM di Agats selaku Ekonom dan Bendahara Keuskupan Agats.
Tujuannya demi memudahkan rekap histori transaksi untuk misi peruntukan amal kasih ini.
Berikut ini video profil Keuskupan Agats di Asmat, Papua yang disampaikan oleh Bapak Uskup Mgr. Aloysius Murwito OFM dan harapan beliau agar ada banyak orang bersimpati dengan Keuskupan Agats di Papua.
Kredit: Komsos Keuskupan Agats di Papua.