BANJIR sudah menggenangi banyak wilayah pastoral Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat. Sudah dua pekan lamanya, genangan air masih terjadi di mana-mana. Di beberapa titik lokasi memang tinggi genangan banjir sudah mulai surut.
Namun, penderitaan masyarakat umum dan juga umat Katolik di wilayah pastoral Keuskupan Sintang tidak langsung bisa berhenti begitu saja. Meski genangan banjir hilang dan tinggi permukaan genangan air mulai menyusut.
Dalam beberapa hari lalu, sejumlah akses permukiman penduduk di kota hanya bisa dilewati dengan sampan. Bantuan bahan-bahan pokok menuju lokasi banjir hanya bisa diakses melalui genangan air itu.
“Dengan naik sampan motor,” ungkap Sr. Kresentia Yati SMFA yang bersama tim bencana lokal langsung bergerak cepat memberi bantuan pangan hasil sumbangan dari sejumlah umat dan paroki di Pontianak.
Biara Kongregasi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA) di Sintang dalam beberapa hari terakhir berubah fungsi menjadi semacam “crisis center”. Di biara Suster Rakyat –sebutan populer untuk para Suster SMFA- inilah bantuan pangan dan donasi in natura lainnya dari Pontianak ditaruh untuk kemudian dibagi-bagikan kepada penduduk lokal yang terdampak banjir.
“Kami ingin gerak cepat agar jangan sampai terjadi korban banjir nantinya akan mati kelaparan, barulah kemudian orang mulai berpikir kita-kita ini bisa buat apa,” papar Sr. Kresentia SMFA yang sehari-hari berkarya membantu Keuskupan Agung Pontianak di bidang manajemen keuangan dan perbengkelan.
Susteran dan asrama anak-anak Kongregasi Suster Cinta Kasih Santa Yohana Antida Touret (SdC) di Kota Sintang juga telah menjadi tempat pengungsian bagi puluhan penduduk yang rumah mereka masih terendam banjir.
“Susteran dan asrama bebas dari genangan banjir, namun kami menerima para pengungsi di permukiman biara,” papar Sr. Siwi SdC, Pemimpin Kongregasi Suster SdC menjawab Sesawi.Net awal pekan ini.
Penyebab banjir
Mengutip laporan situasi (situation report) yang dirilis oleh Caritas Indonesia KWI bersumber pada keterangan pejabat bidang mitigasi kebencanaan lokal di Sintang, penyebab banjir bandang ini adalah volume air hujan yang begitu besar.
Menurut Lily, aktivis kemanusiaan di Sintang kepada Sesawi.Net awal pekan ini, hujan deras memang telah terjadi beberapa hari tanpa putus.
Akibatnya, demikian laporan situasi Caritas indonesia KWI, volume debit air Sungai Melawi dan Sungai Kapuas mengalami peningkatan secara drastis. Kemudian air sungai meluap dan genangan banjir mulai datang menyerbu kawasan permukiman penduduk di Kota Sintang.
“Ini banjir paling parah di Sintang selama ini,” papar Lily, warga Kota Sintang.
Kawasan terdampak paling parah
Menurut sitrep Caritas Indonesia KWI, ada sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Sintang dan 12 kecamatan Melawi -keduanya masuk wilayah pastoral Keuskupan Sintang- yang mengalami dampak sangat serius karena terjadi genangan banjir.
Data dari TRC BPBD Kabupaten Sintang yang dihimpun oleh Pusdalop BNPB mencatat antara lain sebagai berikut:
- Kurang lebih ada sebanyak 5.117 KK (sebanyak 140.468 jiwa) terdampak banjir.
- Di Kabupaten Melawi sedikitnya 1.945 KK terdampak, dan 656 jiwa terpaksa mengungsi.
- Banjir di Kabupaten Sintang mencapai ketinggian maksimal hingga tiga meter dan meredam kurang lebih 35.117 rumah, sarana ibadah, dan 5 lokasi jembatan.
- Sedangkan banjir di Kabupaten Melawi, sebanyak 1.945 unit rumah terdampak, 2 unit fasilitas pendidikan terdampak dengan ketinggian genangan air mencapai empat meter.
Imbauan Uskup Keuskupan Sintang
Wilayah pastoral Keuskupan Sintang meliputi wilayah administratif Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi.
Menjawab Sesawi.Net melalui kontak sambungan WA, Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap berharap bahwa banyak umat tergerak berkenan membantu Keuskupan Sintang. Guna bisa melakukan gerakan amal kasih pada masa-masa sulit yang kini dialami masyarakat umum di kedua kabupaten yang telah terdampak serius oleh genangan banjir.
“Hari Kamis petang tanggal 18 November ini, saya masih dalam perjalanan menuju wilayah Kapuas Hulu,” tutur Mgr. Samuel, mantan Minister Provinsial Ordo Kapusin Pontianak menjawab Sesawi.Net, Kamis petang tadi.
Komunikasi dengan sejumlah imam di Keuskupan Sintang hari-hari kemarin sampai Kamis pagi masih sulit dilakukan.
Baru hari Kamis petang ini, setelah jaringan komunikasi menjadi lebih lancar, jelas Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, kini Keuskupan Sintang mulai resmi membuka dompet amal kasih untuk misi kemanusiaan dengan bekerja sama dengan Gerakan Words2Share.
“Kami senang bila ada umat Katolik berkenan ingin membantu Keuskupan Sintang untuk misi kemanusiaan di tengah bencana banjir ini,” papar uskup peraih penghargaan Kalpataru untuk Kategori Pembina Lingkungan Tahun 2012 dari Presiden Yudhoyono.
Caranya sebagai berikut.
- Silakan transfer langsung ke rekening resmi Keuskupan Sintang.
- Bank BNI nomor rekening: 0637-026-866.
- Atas nama: Keuskupan Sintang.
- Subjek berita: Banjir.
- Mohon berkenan memberi bukti transaksi kepada Gerakan Words2Share yang membantu merekapkan histori transaksi di nomor 0812-1214-8336 dengan menyebutkan asal paroki.
Donasi berupa barang di Pontianak
Donasi dalam bentuk barang juga bisa diberikan melalui Biara Suster SMFA di Kota Pontianak untuk kemudian bisa dikirim ke Sintang.
Berikut ini daftar barang-barang yang masih dibutuhkan agar para relawan di lapangan bisa segera menyediakan bahan pangan kepada para pengungsi.
Hal ini disampaikan oleh Sr. Kresentia Yati SMFA kepada Sesawi.Net hari Kamis petang tanggal 18 November 2021.
- Tabung gas ukuran 3 kg untuk keperluan masak di lokasi-lokasi pengungsian.
- Beras.
- Bahan-bahan kebutuhan pokok dan menu lauk pauk kering.
- Air kemasan.
- Telur dan mie instan.
- Donasi finansial juga bisa diberikan melalui rekening resmi Kongregrasi SMFA.
- Bank Mandiri norek: 146-00-1440859-0 a.n. Kongregasi SMFA.
- Subjek berita: Banjir
- Narahubung: Sr. Kresentia Yati SMA di WA: 0811-565-256.
Bantuan berupa barang-barang dari Pontianak dan sekitarnya bisa langsung dikirim ke Susteran SMFA, Jl. Sumbawa No. 90, Kota Baru, Pontianak up. Sr. Kresentia SMFA.
Semoga budi baik bapak-ibu sekalian bisa meringankan penderitaan para korban banjir di wilayah pastoral Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat.
Gratia supplet.