Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Dua Dimensi Kasih Sejati

Dua Dimensi Kasih Sejati

0

Jumat, 19 Agustus 2016
Pekan Biasa XX
Yeh 37:1-14;.Mzm 107:2-9; Mat 22:34-40

Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:  kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

APA makna dari sabda Yesus Kristus dalam Injil hari ini bagi kita? Sangat jelaslah bahwa kasih sejati memiliki dua dimensi: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Keduanya merupakan satu kesatuan. St. Yohanes, murid terkasih Yesus, dalam suratnya yang pertama sering dan dengan jelas mengungkapkan kaitan erat antara keduanya (lihat 1 Yoh 3:10; 4:7; 4:11).

Kita harus mengasihi Allah karena Allah telah mengasihi kita, demikian pula kita harus saling mengasihi. St. Yohanes mengatakan, “Jikalau seorang berkata: Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1 Yoh 4:20-21).

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Mengasihi Allah menuntut kita mengasihi sesama. Ini tidak mudah, khususnya di tengah dunia yang dikuasai oleh individualisme. Satu cara terbaik untuk mengasihi sesama kita adalah dengan cara mengupayakan kerahiman dalam kata-kata maupun dalam doa bagi mereka. Apakah kita mengasihi sesama sebagai ungkapan kita mengasihi Allah?

Tuhan Yesus Kristus, berilah kami rahmat untuk mmengasihi sesama dengan seluruh tenaga kami dan kehendak baik kami. Kami ingin belajar dari-Mu cara mengasihi sesama dengan memberikan hidup kami bagi mereka dalam doa dan tindakan kasih kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version