Luk 17:20-5
Banyak orang penasaran dengan keberadaan Kerajaan Allah. Tak sedikit orang, terutama yang sudah jenuh dan muak melihat kebusukkan manusia di kerajaan dunia, berharap supaya kerajaan Allah datang segera.
Harapan itu ditengarai oleh tidak absennya praktik ketidakadilan yang marak terjadi dipelbagai negara di dunia ini.
Ketika budaya korupsi, kolusi dan nepotisme mengakar kuat dalam watak dan perilaku manusia, maka sebagian hidup orang jatuh dalam rasa pesimis yang akut.
Kita bilang, ini tidak sehat bagi orang hidup.
Ini mengebiri rasa optimis dan merendupnya lampu harapan. Bermula dari tidak adanya tanda-tanda perubahan hidup kearah yang adil dan makmur, maka yang tersisa adalah perasaan sebagai pihak korban ketidakadilan.
Dan sangat mungkin pula hal ini yang bisa mengundang orang Farisi bertanya ke-Yesus, kapan Kerajaan Allah datang?
Lantas, kita bertanya, “ini pertanyaan dari bentuk kesadaran apa?”
Apakah karena murni pengalaman ditimpa oleh rasa kekecewaan dan putus asa melihat kemerosotan moral di rezim kerajaan manusia yang mengundang orang Farisi bertanya seperti itu?
Atau jangan-jangan ini, bagian dari pertanyaan pihak yang tidak bisa bersaing karena gagap, gugup dan kalah dalam pertarungan melawan dominasi penjajah Romawi merebut politik kekuasaan dunia?
Mengajukan pertanyaan seperti ini, sangat penting. Mengingat di negeri kita fenomena merebut kekuasan itu, sangat luar biasa dan luar binasa. Orang seringkali menjual ayat kiamat dan kesusahan rakyat demi merebut jabatan dan kekuasaan.
Katanya, “orang yang kalah bertarung dalam politik tidak saja menyisakan sakit hati. Kakalahan bersaing malah melahirkan sikap menyerah dan putus asa”. Kalau demikian halnya, apakah pertanyaan, kapan Kerajaan Allah datang? Bisa disimpulkan sebagai pertanyaan orang kalah atau pertanyaan orang yang sudah menyerah atau pertanyaan orang yang sudah berhenti berjuang?
Bisa saja ia….
Apabila Yesus menyebut, “Kerajaan Allah tidak ada di sana. Kerajaan Allah ada di sini. Dia ada di tengah kamu berarti, Dia mau menunjukkan bahwa Dialah Harapan itu.
Dialah optimisme itu. Dialah petarung sejati. Dia tidak menyerah dan putus asa. Dialah kebangkitan dalam semua aspek hidup.
Berjuang bersama Dia berarti babak baru dalam hidup sudah mulai”. Kerajaan Allah versi Yesus memang anti dengan orang yang suka mengeluh, menyerah, putus asa dan merasa sudah kalah dalam memperjuang dan menghayati hidup.
Kerajaan Allah bukan kerajaan orang mati, tetapi kerajaan orang hidup.
Renungan: Apakah saat ini, aku menjadi bagian dari orang kalah yang ikut bertanya, kapan Kerajaan Allah datang?
Tuhan memberkati.