Home BERITA Ekspektasi Kerja

Ekspektasi Kerja

0
Ilustrasi: Membuka catatan dan dokumen laporan kerja. (Ist)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Senin, 21 Maret 2022.

Tema: Tuhan Tahu yang Terbaik.

Bacaan

  • 2 Raj. 5; 1-5a.
  • Lk. 4; 24-50.

“ROMO, saya mau syering iman dan apa yang terjadi di dalam keluarga kami. Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Deburan hati ini tak tertahan lagi,” kata seorang pria paruh baya.

“10 tahun sudah perkawinan. Kami bahagia dan aktif di paroki. Semua berjalan lancar. Kami sudah punya anak tiga. Mereka beranjak remaja.

Kami hidup berkecukupan. Ada rasa bangga. Bahkan keyakinan bahwa kami hidup dalam kelimpahan rahmat Tuhan. Kami percaya, Tuhan berkenan mendampingi dan memberkati kami.

Suatu saat, saya kena PHK. Dua tahun menganggur. Isteri pun mulai goyah. Ada kesulitan mengatur ekonomi keluarga.

Berkali-kali, ia minta izin saya untuk membantu dengan bekerja. Saya keberatan.

Ia selesai kuliah manajemen keuangan. Dikarenakan kawin dan mempunyai buah hati, ia tidak sempat bekerja. Saya berjanji memberi kehidupan yang layak bagi keluarga dan itu terjadi.

Selama dua tahun Saya pontang-panting mencari pekerjaan. Tidak ada yang sesuai dengan standar pengalaman kerja.

Banyak yang menolak terutama soal salary. Saya minta tinggi sesuai profesi dan pengalaman kerja. Saya yakin akan profesionalitas saya. Tetapi nyatanya, dunia usaha tidak memandang itu. Mau kerja atau tidak. Titik.

Kasus PHK saya akhirnya terdengar dalam lingkup paroki. Saya akui isteri saya luwes, pandai bergaul dan asyik pribadinya. Saking aktif dan dikenal akhirnya ada umat yang berbelas kasih dan  menawari pekerjaan.

Saya pun bekerja sesuai dengan harapan owner perusahaan. Tetapi mereka juga mengatakan tidak mungkin menggaji sebesar yang saya minta.

Sebenarnya saya keberatan. Istri saya usul ya dicoba saja. Yang penting ada pemasukan tiap bulan. Nanti perlahan dicari pekerjaan yang lain. Dapur harus ngebul dulu.

Anak-anak semakin banyak kebutuhan. Apa yang kita miliki, tabungan sudah tergerus. Semoga Tuhan berbaik hati kepada kita.

Saya mencoba bekerja dan bertahan empat tahun. Terdepak kembali.

Saya menganggur lebih lama sekitar empat tahun. Sementara biaya pendidikan anak semakin besar, kami pun menjual mobil. Hanya sepeda motor yang masih kami pertahankan.

Berkat doa dan pelayanan isteri saya, akhirnya ada tawaran pekerjaan dari umat paroki. Ia menganggap isteri saya sebagai saudari kembar isterinya. Dekat dan berelasi kental.

Saya menerima pekerjaan itu. Tetapi hati kecil saya menaruh curiga. Saya cemburu. Isteri saya begitu lekat dengan keluarga itu. Kadang pergi bersama sampai diajak berlibur keluar negri. Anak saya pun pernah diajak.

Saya merasakan perubahan sikap isteri saya. Saya merasa ia mengambil jarak, menutup mata atas semua keluhan dalam pekerjaan.

Sementara ia begitu dekat dengan anak-anak, anak-anak cenderung dimanjakan. Saya tidak tahu darimana ia mendapat income. Selalu ada di dalam tasnya beberapa lembar uang merah.

Saya pernah bertanya: Dapat dari mana uang itu? Ia hanya mengatakan membantu bisnis isteri bos.

Pernah saya mengutarakan isi hati saya, soal dugaan. Bahkan ke irihati saya kepadanya.

Dia hanya menjawab, ‘Saya membantu ekonomi keluarga. Yang penting  anak-anak dapat hidup dan layak.  Apakah kamu sudah mampu mencukupi kebutuhan keluarga?

Kalau engkau mampu aku akan menjadi ibu rumah tangga lagi. Tetapi jika belum mampu, biarkan aku kerja. Jangan melarang. Jangan berprasangka buruk. Sudah baik mereka memberi pekerjaan kepadamu. Kalau kamu bersikap begitu, biar aku yang kerja.’

Begitu romo. Kadang hati saya miris, Mo.”

“Lalu masalahmu apa? Apa gunanya curiga? Bersyukurlah ia bisa menambah income keluarga? Kalau istreimu bisa berpenghasilan lebih, so what?

Keterpurukan pribadi bisa menjadi bibit pertikaian yang tidak perlu. Beri waktu dan hatimu untuk isterimu. Ia meringankan bebanmu.”

Pahamilah pernyataan Yesus, “Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” ay 24.

Tuhan, beri aku kemampuan bersyukur. Karena sendiri aku tak dapat berbuat apa-apa. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version