APA itu? Pada zaman Yesus sepertinya yang dimaksudkan adalah melihat Yesus Sang Mesias dan apa yang dilakukan-Nya.
Pertanyaannya kalau di zaman kita ini bagaimana ?
Pada hemat saya, intinya sama aja. Yakni karena ajaran Yesus tentang kasih Allah, kita dimampukan untuk melihat Tuhan dalam hidup kita. Dan apa yang kita lihat itu, orang lain tidak atau belum dapat melihatnya?
Ambil contoh misalnya sejarah hidup dan cinta kita sendiri? Bukankah ada begitu banyak peristiwa nan indah karena cinta Tuhan itu. Dia menuntun langkah laku hidup kita.
Meski jalan sulit berbukit-bukit, kita masing-masing dipertemukan dengan pasangan hidup kita.
Contoh lain, misalnya kita melihat betapa cinta dan pengurbanan orangtua kita. Dengan modal cinta dan iman serta harapan sederhana, mereka rela berkurban, tak pedulikan dirinya, bahkan sakitnya jiwa dan raga agar anaknya “jadi orang”, jadi anak Tuhan, hidup bahagia lahir batinnya.
Atau lihatlah betapa lega dan indahnya persahabatan atau persaudaraan, ketika kita sanggup mengampuni, menerima seseorang yang selama ini, gaya hidup dan kelakuannya bikin marah keluarga atau komunitas kita.
Lihatlah betapa bahagia kita, ketika berkesempatan membantu seseorang yang tak berdaya dengan berbagi sedikit dari apa yang kita punya.
Pernah ngga kita mengalami bahwa Tuhan menyelamatkan muka kita, hidup kita, atau keluarga kita dari keputusasaan atau kemustahilan?
Ingatkah ketika kita pernah marah pada Tuhan bahkan merasa bahwa Tuhan itu jahat. Itu terjadi ketika ayah atau ibu dipanggil Tuhan. Dan ternyata sesudah sekian waktu kita baru dapat melihat betapa baiknya Tuhan.
Dan kita malu karenanya. Yang seperti itu belum tentu semua orang melihat cinta dan hadirnya Tuhan, seperti yang kita lihat.
Pertanyaan kedua, masih adakah pengalamam atau perasaan yang tersimpan dalam-dalam dan kini masih jadi klilip atau penghambat dalam kita “melihat” indahnya hidup dan cinta?
Jika ada, hendaknya diselesaikan. Agar kita makin mudah melihat Tuhan dan cinta-Nya bagi kita.
Tuhan dan cinta-Nya dalam segala: dalam sesama manusia, pun dalam sesama ciptaan.
YR Widadaprayitna
H 230726 AA
Mat 13:16-17
