Dari Geladak KM Permata Bunda -Sanana Ambon
RABU, 4 April 2018
Dalam Oktaf Paskah
Bac. I: Kis. 3 : 1 – 10
Injil: Luk.24 : 13 – 35
“Engkau boleh mendengar bisikan Suara Tuhan ketika engkau diam bermeditasi; Engkau bisa mendengarkan Suara Tuhan ketika engkau membaca Firman-Nya atau mendengarkan kotbah; Namun kehadiran Tuhan hanya Anda dapat rasakan secara dekat dan sempurna ketika Anda menyantap Tubuh dan Darah-Nya di dalam Ekaristi Kudus. Ekaristi Kudus adalah pesta makan bersama. Dan, Tuhan menggunakan cara manusia untuk menyapa kita manusia agar kita mampu memahami maksud-maksud luhur-Nya dan merasakan kehadiran-Nya.
Hal ini terekam bagus dalam Injil hari ini dalam kisah dua orang murid yang ke Emaus, yang kecewa karena kematian Tuhan Yesus. Selama bercakap-cakap dengan Tuhan, hati dan pikiran mereka masih tertutup sehingga tidak mengenal Tuhan. Namun sesaat ketika mereka duduk makan bersama Yesuslah, maka hati dan pikiran mereka terbuka untuk mengenal Tuhan. Dikisahkan, “waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu (baca : Ekaristi) dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia.”
Karena itu, bagaimana agar kita dapat mengenal dan merasakan kehadiran Yesus secara nyata setiap saat?
1) Duduk diam atau Bermeditasi tentang Firman Tuhan : Ketenangan hati dan pikiran membantu Anda untuk mendengar bisikan-Nya dan merasakan kehadiran Tuhan lewat alam ciptaan-Nya;
2) Membaca Firman dan Mendengarkan Kotbah; Firman Tuhan adalah surat cinta Allah kepadamu, bahkan lebih tepat adalah Allah sendiri. Karena itu, ketika Anda membaca Firman-Nya maka Anda sedang mendengarkan Tuhan yang berbicara kepadamu, atau ketika Anda mendengarkan kotbah maka Anda sedang mendengarkan orang lain, yang berbicara tentang Allah kepadamu;
3) Menghadiri Ekaristi Kudus; Ekaristi Kudus bukan pertama-tama apa yang kita lakukan/berikan kepada Tuhan seperti doa dan pujian/lagu, melainkan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Dan yang Ia berikan adalah Tubuh dan Darah-Nya sendiri dalam rupa roti dan anggur;
4) Berbagilah kepada sesama yang miskin, papa, sakit dan menderita. Bukankah Tuhan sendiri pernah berkata; “Apa pun yang kaulakukan atau tidak kaulakukan terhadap salah satu saudara-Ku yang paling hina ini, itu engkau lakukan atau tidak lakukan terhadap-Ku?” Sama seperti Ekaristi adalah tindakan Yesus berbagi Diri-Nya kepada kita, maka hendaknya kita pun rela berbagi kepada sesama apa yang kita miliki; barang atau uang, kata-kata yang menghibur dan saling meneguhkan, dan saling mendoakan.
Sungguh, dalam Ekaristi Kudus, Tuhanlah yang rela mendatangi hati dan jiwamu.
Selamat beraktivitas di hari yang baru. Jangan takut… Tuhan bersamamu selalu.
Salam, doa dan berkat dari seorang sahabat untuk para sahabatnya (Romo Inno)