TAK sama dengan tarekat religius lainnya -apakah itu Ordo atau Kongregasi- Ordo Pertapa Trappist (OCSO) ini boleh dikatakan tidak sangat “aktif” dalam upaya menjadikannya lebih besar daripada yang sekarang ini sudah ada.
Di Indonesia saja, keberadaan Ordo Pertapa Trappist (OCSO) ini bisa dihitung dengan jari. Sungguh tidak banyak, karena hanya ada empat lokasi di mana Pertapaan Trappist berada.
Rawaseneng
Yang pertama tentu saja Pertapaan Trappist Santa Maria di Rawaseneng, Kabupaten Temanggung, Jateng.
Pertapaan Trappist Santa Maria di Rawaseneng resmi berdiri tanggal 1 April 1953 sebagai biara cabang dari Biara Koningshoeven di Tilburg, Negeri Belanda.
Tentang hal-ikhwal Pertapaan Trappist Santa Maria di Rawaseneng ini bisa diakses melalui situs resminya di http://trappistrawaseneng.com.
Lamanabi
Pertapaan Trappist kedua ada di Desa Lamanabi, Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pertapaan Trappist Lamanabi di Flores Timur ini didirikan secara resmi tahun 1996. Sebagai biara cabang dari Pertapaan Santa Maria Rawaseneng.
Situs resminya bisa diakses di sini: https://www.pertapaan-lamanabi.id
Untuk keperluan eksistensi Pertapaan Trappist di Lamanabi di Flores Timur ini, Ordo Trappist (OCSO) mengutus Romo Mikael Santana OCSO sebagai Prior -pemimpin Pertapaan Trappist di di Lamanabi ini.
Mulai Maret 2022 lalu, posisi Romo Mikael Santana OCSO sebagai Prior di Lamanabi telah diganti oleh yuniornya dari Rawaseneng. Yakni, Romo Antonius Anjar Daniadi OCSO sejak Maret 2022 resmi menjadi penjabat pemimpin di Pertapaan Trappist Lamanabi, Flores.
“Sekarang saya sudah pindah tugas dari Rawaseneng ke Lamanabi. Menjadi pemimpin sementara pertapaan di sini, meneruskan karya yang diinisiasi oleh Romo Mikael Santana OCSO di Lamanabi,” tutur Romo Anton OCSO kepada Sesawi.Net tanggal 5 Juni 2022.
Gedono
Yang ketiga ada di Gedono, di lereng bukit Gunung Merbabu, Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Jateng.
Namanya Pertapaan Trappistin (OCSO) Bunda Pemersatu Gedono. Mulai berdiri sejak 4 Januari 1987.
Disebut Trappistin -dan bukan Trappist- karena Pertapaan OCSO di Gedono ini khusus untuk para pertapa OCSO perempuan.
Situs resminya bisa diakses di sini: https://trappistgedono.id
Penggadungan
Mogamoga ini yang akan menjadi pertapaan keempat. Karena bibit-bibit cikal bakalnya baru akan resmi terjadi hari Rabu tanggal 13 Juli 2022 ini.
Lokasinya di Penggadungan, Kecamatan Sungai Melayu, Kabupaten Ketapang, Keuskupan Ketapang, Kalbar.
Sebagai tahapan awal, langkah panjang menuju nantinya keberadaan sebuah Pertapaan Trappist di Penggadungan ini akan dimulai dengan membangun komunitas kecil Trappist. Yang terdiri dari empat orang yakni Romo Mikael Santana OCSO dengan tiga pertapa lainnya yang ketiganya berstatus non imam.
“Lokasinya agak jauh dari pusat kota Ketapang. Menempuh perjalanan kurang lebih 3,5 jam dari Ketapang,” tutur Sekretaris Uskup Keuskupan Ketapang Romo Simon Yogatama Pr menjawab Sesawi.Net hari Jumat tanggal 8 Juli 2022. (Berlanjut)
Koreksi: bahwa rm. Mikael belum menjadi abas tetapi prior sebab biara Lamanabi masih bersetatus keprioran. Jadi rm. Antonius sebagai pengganti rm. Mikael pun belum menjadi abas.
terima kasih atas informasinya.