Home BERITA Fanatisme Kelompok Agama

Fanatisme Kelompok Agama

0

KITA dapat menemukan salah satu pesan sabda Tuhan hari ini dengan mencermati bacaan pertama dan Injil. Keduanya menampilkan dua mental yang sama. Itu tampak dalam diri Yosua bin Nun dan Yohanes, murid Yesus.

Yosua bin Nun keberatan atas anugerah Roh yang Eldad dan Medad terima. Pasalnya, keduanya tidak turut pergi ke Kemah Perjanjian (Bilangan 11:26). Artinya, bukan anggota kelompoknya. Dia meminta Musa mencegahnya (Bilangan 11:28). Namun Musa menolaknya.

Injil menceritakan tentang Yohanes yang melarang orang yang bukan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus (Markus 9:38). Namun Yesus tidak setuju dengan sikap Yohanes. ‘Jangan kamu cegah dia. Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat dalam nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Siapa saja yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” (Markus 9:39-40).

Yosua dan Yohanes menampakkan fanatisme kelompok. Keduanya berpikir bahwa Tuhan hanya berkarya di dalam kelompoknya. Sebaliknya, Musa dan Yesus menegaskan bahwa Tuhan bisa berkarya melalui siapa pun.

Mudah sekali bagi kelompok yang merasa diri terpilih menganggap diri sebagai kaum elit dan mengklaim bahwa berbuat baik adalah monopoli kelompoknya. Itu kita temukan juga dalam kelompok kaum beragama.

Orang Kristen berpikir bahwa Tuhan mewahyukan diri hanya lewat agamanya. Di dalam internal agama Kristen juga ada kelompok yang merasa diri elit atau lebih baik daripada yang lain. Kelompok ini menilai orang lain yang bukan anggota kelompoknya sebagai orang yang belum benar-benar Kristen. Misalnya, mereka menilai yang belum menerima pembaptisan roh bukan orang Kristen sejati.

Fanatisme kelompok ini berbahaya. Pertama, mereka menganggap diri lebih tinggi dari Tuhan. Lalu, mengadili orang lain yang bukan anggota kelompoknya. Kedua, mereka memonopoli karya dan kebaikan Tuhan. Pendapat itu tidak benar dan bisa menyebabkan dosa kesombongan.

Yesus berbicara tentang tangan dan kaki yang mesti dipenggal dan mata yang harus dicungkil bila itu menyebabkan orang berbuat dosa (Markus 9:43-47). Bisa jadi Dia berbicara tentang fanatisme kelompok tadi. Itu menyebabkan dosa. Jadi, harus dipotong atau dicungkil dan dibuang keluar.

Apakah sebagai pengikut Kristus kita sering merasa sebagai kelompok elit? Apakah kita berpikir bahwa Tuhan hanya mewahyukan diri dalam agama kita? Apakah kita sering memonopoli perbuatan baik seakan-akan hanya lewat kita Tuhan melakukan hal itu?

Mari berdoa agar kita menjadi orang yang menghayati kasih dan kerja sama; bukan memonopoli dan menciptakan perpecahan.

Minggu, 29 September 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version