Tangan dingin Spielberg berhasil memberi roh kehidupan tak hanya pada Tintin dan anjingnya Snowy. Tapi juga seluruh tokoh rekaan imaginatif George Rémy (1907-1983) –nama asli Hergé—seperti Kapten Haddock, sepasang detektif kembar Thomson dan Thompson.
Dalam film ini juga muncul tokoh baru bernama Ivan Ivanovitch Sakharine (diperankan aktor pemain James Bond yakni Daniel Craig), yang menjadi musuh utama Tintin dan Kapten Haddock dalam upaya berebut harta karun di balik misteri Kapal Unicorn.
Ketika pertama kali muncul di harian Le Soir di Wallonie –wilayah Belgia berbahasa Perancis– tahun 1942 dan kemudian terbit sebagai komik laris di Belgia tahun berikutnya, Tintin langsung menyedot perhatian dan minat para pembacanya. Selain dikenal pemberani dan berjiwa berpetualang, tokoh Tintin dengan anjing cerdasnya Snowy ini memang lain daripada yang lain.
Tintin selalu berciri khas yakni berrambut jambul dengan baju yang itu-itu saja. Namun penampilan Tintin bisa begitu memesona para pembacanya justru karena rasa ingin tahunya sebagai wartawan investigasi selalu “menjerumuskan” dia dalam berbagai kisah petualangan heroik. Kelebihan Hergé terletak pada kemampuannya memberi roh pada semua tokohnya komiknya, namun terutama pada Tintin dan Snowy.
Dalam film The Adventure of Tintin, Steven Spielberg melahirkan “kehebohan” Tintin: membaca beceng (pistol) sebagai senjata pertahanan diri. Ini tentu saja merupakan hal yang tidak lumrah dipraktikkan para pewarta berita dan foto dimana pun sampai sekarang ini.
Namun Tintin memang lain. Ia pinter dan piawai memicu pelatuk pistolnya agar bisa “memenangkan” perkelahiannya dengan para penjahat. Yang menarik dalam film ini, rasa ingin tahunya yang begitu dahsyat justru selalu membawa Tintin masuk dalam kisah petualangan seru dan terdampar kemana-mana. Dalam kisah petualangan super seru inilah, dia bertemu dengan banyak bandit, namun ia berhasil memenangi perkelahian dengan mereka.
Yang tak kalah penting: semua petualangannya itu menjadi sumber kaya untuk menulis news feature di koran, tempatnya dia bekerja. Singkat kata, Tintin telah dikemas Hergé sekaligus menjadi seorang wartawan jelis dan detektif dalam satu paket.
Kejelian Hergé meramu dua peran berbeda namun saling terkait dalam figur Tintin inilah yang diolah Steven Spielberg bersama Peter Jackson. Mereka mengemas itu sebagai nilai jualnya. Namun, bukan Spielberg namanya kalau tidak mampu mengemas The Adventure of Tintin: the Secret of Unicorn secara modern. Meski modern tata koreografinya, namun setting peristiwanya tetap menghadirkan ciri masa lampau yakni masa ketika komik Hergé ini tampil dalam sebuah serial kartun di harian Le Soir terbitan di Wallonie.
Pilihan kasting yang prima semakin membuat para tokoh film ini menjadi daya tarik. Apalagi duet Spielberg-Jackson dengan cerdasnya mampu “membungkus” wajah para aktor-aktrisnya dalam balutan make-up bergaya lawas. Alhasil, jangan harap kalau aktor muda Inggris bernama Jamie Bell sang pemeran Tintin akan tampil manis di film ini.
The Adventure of Tintin memanglah film hiburan ber-setting masa lalu bernuansa serba lawas. Namun yang lawas belum tentu tidak menarik dilihat, apalagi yang mengemas suasana serba lawas itu sutradara papan atas sekelas Steven Spielberg