NAMA lengkapnya Francesco Caprio. Biasa dipanggil Frank Caprio. Namanya tersohor ketika menjabat Hakim Kepala dari pengadilan kota Providence, Rhode Island, Amerika Serikat.
Ini lantaran tugasnya sebagai hakim dalam ruang sidang disiarkan melalui televisi dan tersebar melalui YouTube. Judul acaranya Caught in Providence. Terjemahan harafiahnya Terjebak Takdir.
Tayangan video Frank Caprio “hanya” berkisar pada kasus tindak pidana ringan. Yang paling banyak adalah perkara pelanggaran lalu-lintas. Namun, acara itu sangat digemari penonton.
Pada tahun 2022, Caught in Providence diklik oleh hampir 500 juta penonton. Salah satu videonya di Pulptastic disaksikan oleh hampir 44 juta lebih penonton. (https://en.wikipedia.org/wiki/Frank_Caprio)
Lantas apa istimewanya Frank Caprio?
Frank Caprio tidak berpikir hanya berdasarkan text book (apa yang tertulis).
Hakim memang diharapkan berperkara tidak semata-mata berdasarkan undang-undang atau aturan tertulis. Hukum memang panglima, tapi rasa kemanusiaan, keadilan dan kesetaraan harus ditempatkan yang lebih tinggi dari apa pun.
Di situlah sikap bijaksana menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki hakim.
Frank Caprio, meski sudah berusia di atas 80 tahun, memenuhi semua itu dengan predikat nyaris sempurna.
Frank Caprio tidak hanya memutus perkara dengan bijak. Lebih dari itu, juga membuat terobosan dan solusi untuk masalah yang dihadapi mereka yang menghadap pengadilan. Kasus diputus dengan membuat semua pihak tersenyum lega.
Frank Caprio semakin kelihatan bersinar terang, karena bandingan stigma miring reputasi beberapa hakim, di sepenjuru dunia, termasuk Indonesia.
Institusi tertinggi para hakim malah membuat surat edaran yang membuat sebagian masyarakat kebingungan. Mereka kesulitan dan menghadapi kebuntuan atau kevakuman hukum, tak tahu harus bagaimana dan ke mana.
Keadilan dibuang jauh, kemanusiaan terbang entah ke mana. Pihak yang diharapkan mencari jalan terang malah membuatnya temaram.
Sebelum membacakan putusannya, Frank Caprio selalu mendahului dengan memaparkan ilustrasi-ilustrasi menyentuh tentang kasus yang sedang disidangkannya. Tentang kebijaksanaan yang menjadi latar-belakangnya, hingga tidak ngawang-awang dalam memutus suatu perkara.
Simak saja kisah rekaman video yang membuat banyak orang trenyuh.
Seorang laki-laki bernama Coella, usia 96 tahun, “terpaksa” melanggar batas kecepatan di lingkungan sekolah. Nampaknya Pak Coella tidak menyadari, kalau itu melanggar aturan lalu lintas. Ini gara-gara dia terburu-buru ke rumah-sakit untuk mengantar anaknya yang berusia sekira 70 tahun harus cuci darah karena penyakit kanker yang dideritanya.
Langkah Frank Caprio mengejutkan karena out of the box. Belum usai, Frank Caprio bahkan memuji tindakan heroik Coella.
“You are a good man. You really are what America is all about. Here you are in your 90’s and still taking care of your family. That’s just wonderful thing for you”.
Ketika rasa kemanusiaan berbicara, putusan hakim pun “tak harus sesuai dengan yang tertulis di atas kertas”.
Alih-alih dengan kata-kata keras, Frank Caprio justru mendoakan Coella dan anaknya. Alhasil, Coella bebas.
“Listen, sir. I wish you all the best. I wish the best for your son and I wish you good health. Your case is dismissed”.
(https://www.kompasiana.com/horassimanjuntak/5f3f21c4d541df508e0bb6e2/belajar-peka-bersimpati-dari-caught-in-provindence)
Peran hakim tidak seperti pegawai kantor pos di zaman baheula. Sekadar meneruskan surat yang dikirim seseorang kepada orang lain tanpa tahu apa pesan dan isi surat.
Peran hakim jauh lebih mulia dari itu. Hakim harus mahfum mengapa perkara itu dibawa ke meja hijau, apa yang melatar-belakanginya dan yang paling penting membuat putusan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”.
Itulah mengapa, hakim harus independen, tak bisa diatur oleh siapa pun, oleh kekuatan apa pun, termasuk politik dengan berbagai manifestasinya.
Banyak orang mengandaikan kalau hakim adalah wakil Tuhan di dunia.
Hakim membawa dan membagi kebahagiaan bagi masyarakat. Hakim membuka jalan keluar dalam kedamaian.
Bahkan mereka yang dihukum pun, tersenyum saat menerimanya.
“Wise judges pave the way for the people, a senseless judge closes them.” (Anonim)
Menyambut SE MA no 2 tahun 2023
@pmsusbandono
31 Juli 2023
Baca juga: Ojo Dumeh, Mundak Keweleh