Home BERITA Garam dan Terang

Garam dan Terang

0
Menjadi terang dan garam by ist

Puncta 08.06.21
Selasa Biasa X
Matius 5: 13-16

NENEK pernah menyuruh saya untuk menebar garam dapur di sore hari. Waktu itu rasanya kami serumah sedang kurang nyaman. Saya tidak tahu apa manfaatnya, tetapi hanya ikut saja apa yang diminta nenek.

Sekali waktu hari hujan. Kilat menyambar saling bersahutan. Nenek menyuruh saya untuk menebarkan garam di halaman. Saya tidak paham apa gunanya, tetapi saya ikuti saja perintahnya.

Saya juga diberitahu nenek. Kalau ada ular masuk ke rumah, sebari saja garam di dalam rumah.

Ular pasti akan pergi.

Setelah saya membaca manfaat garam, ternyata tidak hanya untuk menambah rasa masakan. Garam yang ditaburkan di dalam rumah dapat menghilangkan energi negatif yang mengganggu.

Kalau kita capek, kita bisa mandi dengan air hangat yang diberi garam.

Rasa lelah akan hilang dan kita bisa tidur nyenyak.

Air suci yang kita pakai untuk memberkati itu juga dicampur dengan garam.

“Allah yang Mahakuasa, Engkau menyuruh nabi Elisa mencampurkan garam ke dalam air supaya air itu memancarkan kesehatan dan kesuburan. Dengan rendah hati kami mohon, tunjukanlah kasih sayang-Mu dan berkatilah garam ini supaya barangsiapa diperciki dengan air yang dicampuri garam ini diluputkan dari serangan setan dan diteguhkan oleh kehadiran Roh Kudus. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, Amin”.

Yesus meminta kita semua menjadi garam dan terang dunia. “Kalian ini garam dunia. Kalian ini cahaya dunia.”

Garam dan terang itu adalah berkat. Yesus menghendaki kita agar menjadi berkat bagi banyak orang.

Agar dapat menjadi berkat, kita belajar dari garam dan terang.

Seperti garam dan terang, kehadiran kita hendaknya memberi rasa dan warna di tengah dunia.

Seperti garam yang lebur menyatu dengan air, demikian pun kita hendaknya mau berkorban, berani lebur, habis, menyatu dengan dunia sekitarnya.

Seperti cahaya yang menghalau kegelapan, kita hendaknya mau membagikan diri kita demi dunia dan sesama.

Sekecil apa pun cahaya akan sangat berguna bagi sekitarnya.

Ada nasuhat yang bilang, “Jika kamu tidak bisa menjadi matahari, jadilah bulan. Jika tidak bisa menjadi bulan, jadilah bintang.”

Kendati cahayanya kecil dan jauh, bintang memberi keindahan di dalam kegelapan.

Orang yang berkasih-kasihan di tengah malam gulita, terasa syahdu ketika melihat bintang kecil di kejauhan.

Di teras rumah lantai dua.
Kami puas menghirup udara.
Kamu adalah terang dunia.
Jadilah bintang di malam gulita.

Cawas, dalam kegelapan…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version