Selain umat, hadir pula puluhan imam, suster, bruder, frater diakon yang jumlahnya mencapai ratusan berbaur bersama umat mengikuti misa pentahbisan serta dies natalis ke -129 paroki Atapupu yang diawali dengan perarakan patung Bunda Maria bintang samudera (Stella Maris) diiringi taria-tarian daerah Belu yakni Likurai.
“Selama 7 tahun gereja ini dibangun. Bukan bangunan gereja yang penting tetapi hati kita harus tetap terarah kepada Tuhan. Hati kita adalah gereja mini. Bangunan gereja ini bisa runtuh tetapi hati kita tidak boleh runtuh. Praktek Yerusalem atau penyalahgunaan sikap yang tidak benar harus disingkirkan agar rumah gereja ini jadi tempat yang layak untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ” ujar Uskup Dominikus dalam kotbahnya di hadapan umat.
Dalam kesempatan ini Uskup Dominikus minta kepada umat Atambua untuk tetap merasa kerasan di rumahnya sendiri sekaligus menyinggung banyaknya TKI dan TKW yang pergi keluar negeri selain karena mencari uang juga tidak kerasan dengan tanah airnya atau rumahnya sendiri.
Misa pentahbisan paroki gereja stella maris atapupu yang berlangsung selama 4 jam dari pukul 09.00 wita hingga pukul 13.00 wita ini dihadiri oleh puluhan imam diosesan dan imam religius yang berkarya di keuskupan Atambua, para suster, bruder, frater, diakon, asisten 3 administrasi sekda propinsi NTT, kakanwil depag propinsi NTT, wakil ketua DPRD propinsi NTT drs. Anselmus Tallo SE, Sekda Belu Petrus Bere MM, para pejabat SKPD kabupaten Belu, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta para donatur dan dermawan yang membangun gereja atapupu. Sebagian besar para donatur berasal dari pulau Jawa seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Malang dan Situbondo serta kupang dan Atambua.
Dalam perayaan ekaristi ini juga dilakukan upacara penguburan relikwi Sta. Klara dari Assisi di altar. Altar tersebut didedikasikan bagi Sta. Klara dari Assisi yang begitu luar biasa berdevosi terhadap sakramen ekaristi. Di dalam gereja terdapat 12 tiang penyangga sebagai lambang 12 rasul.
Gereja yang dibangun sejak awal tahun 2005 tersebut memakan dana sebesar 3. 581.000.000 rupiah dengan bantuan donatur dari pulau Jawa sebesar 1. 400.000.000 rupiah, Kementrian Agama RI sebesar 50 juta rupiah, para guru PNS agama katolik kabupaten Belu sebesar 96 juta rupiah, pengusaha Wilibrodus Lay sebesar 150 juta rupiah, Pemda Belu sebesar 40 juta rupiah, donatur kupang sebesar 45 juta rupiah, serta swakarya umat sebesar 400 juta rupiah serta swakarya uang real umat sebesar 750 juta.
Pentahbisan gereja yang bertepatan dengan dies natalis 129 tahun paroki Atapupu ini dihadiri pula umat dari keuskupan Maliana Timor Leste tepatnya paroki St. Antonius Balibo serta beberapa pastor Diosis Maliana.
Paroki Atapupu merupakan paroki tertua dikeuskupan Atambua yang berdiri pada 1 Agustus 1883 berdasarkan surat keputusan jenderal Hindia Belanda di Batavia. Pada 31 juli 1883 mengangkat P. Jacobus Craaijvanger SJ sebagai pastor pertama paroki Atapupu. Dalam usianya 129 tahun, telah dibangun sebanyak 5 kali gereja paroki atapupu.
Gereja pertama didirikan oleh P. Jacobus Craaijvanger SJ pada 1883. Gereja kedua atapupu dibangun oleh P. Van Swieten SJ di Ularo pada 1896. Gereja ketiga atapupu dibangun oleh imam SVD di Ularo. Gereja keempat dibangun oleh P.Yohanes Deuling SVD di Fatuluka pada tahun 1972 dan gereja kelima atapupu dibangun oleh Rm. Maximus Aloisius Bria Pr dan Rm. Yoris Samuel Giri Pr pada tahun 2012.
Pada tahun 1883 hingga tahun 1913 paroki atapupu dibawah pimpinan para imam Jesuit sebagai peletak dasar misi pulau Timor yakni oleh P. Jacobus Craaijvanger SJ, P. Hendrik Jansen SJ, P. Van Swieten SJ, P. Van de Velden SJ, P. Adrianus Mathijsen SJ, P. Jan Kremer SJ, P. Meraryven Thiel SJ, P. Jan Erthameyer SJ, P. Van De Putten SJ. Pada tahun 1913 imam-imam Jesuit menyerahkan tongkat misi tanah Timor ke tangan imam-imam SVD.
Umat paroki atapupu saat ini berjumlah 12.394 jiwa dalam 2.823 KK yang tersebar di 38 lingkungan terbagi dalam 135 KUB dengan 4 stasi yakni stasi pusat, stasi St. Theodorus Silawan, stasi seroja serta stasi Lakafehan. Dari paroki ini telah lahir para imam seperti P. Stanislaus Besin SVD (1970), Rm. Dominikus Metak Pr (1974), P. Martinus Tali Meta SVD dan P. Silvester Asa CICM (2000), P. Daniel Pola Moruk SVD (2007), P. Gabriel Muki De Rozario SVD (2009), Rm. Pasqual Marques Pr (2011), ada 36 suster, 2 bruder, 1 frater BHK, 12 frater calon imam dan 6 seminaris.
FRANSISKUS PONGKY SERAN
ATAMBUA, NTT
Saya bngga sbg anak paroki,serta berterimakasih kpd pastor paroki dan kapelannya