DULU sekali, gedung Gereja Hati Kudus Yesus – Paroki Katedral Sanggau di Keuskupan Sanggau, Kalbar, sungguh amat kecil. Gereja Katedral Sanggau itu hanya mampu menampung kapasitas umat paling banyak 500-an orang.
Kini, setelah gedung bangunan gereja lama dirobohkan dan kemudian muncul bangunan gedung Gereja Katedral Sanggau yang baru, kapasitas muatnya menjadi empat kali lipat: 2.000-an orang.
Tempat menimba kesejukan
Yang dulu kecil-mungil itu kini sudah menjadi besar, gagah, dan megah.
Benih-benih mungil itu kini telah berubah menjadi ‘pohon besar’ dan dan bangunan kokoh megah itu telah berdiri. Layaknya pohon besar, maka di situlah setiap insan umat Katolik dari 25 Paroki di seluruh wilayah Keuskupan Sanggau bisa bernaung di bawahnya.
Di dalam bangunan gedung Gereja Katedral Sanggau yang baru saja diberkati oleh Bapak Uskup Agung KAJ sekaligus Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo pada hari Selasa tanggal 11 September 2018 lalu, semua orang dengan rasa nyaman bisa mereguk kesejukan. Itulah tempat di mana begitu banyak jiwa-jiwa bisa diantar kepada keselamatan.
Awalnya hanyalah sebuah benih kecil. Dari kecil itu kini berubah menjadi besar. Kini, bangunan gedung Gereja Hati Kudus Yesus Paroki Katedral Sanggau ini merupakan bangunan baru hasil sintesis perpaduan antara budaya lokal khas Dayak dengan atmosfir gerejawi. Bangunan itu juga mencerminkan pluralitas kebhinnekaan Indonesia.
Sejuta kenangan historis
Di situ termaktud sejuta kenangan historis, ketika kita menengok ke belakang sejarah berdirinya gereja ini di balik semua kemegahannya yang sekarang ini.
Kemolekan ornamen gedung Gereja Katedral Hati Kudus Yesus ini tidak terlepas dari Penyelenggaraan Ilahi.
Maka benarlah perkataan Pemazmur yang mengatakan ini: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga” (Mz 127:1).
Mari sejenak kita simak cuplikan sejarah singkat Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Keuskupan Sanggau yang telah dirintis oleh para imam misionaris dari Negeri Belanda yang melakukan misi penginjilan di Sanggau.
Berdiri tahun 1912
Stasi Sanggau didirikan pada tanggal 22 Desember 1912.
Pada waktu itu, Sanggau masih termasuk wilayah reksa pastoral Praefektur Apostolik Kalimantan yang berpusat di Pontianak. Walaupun belum ada pastor yang menetap, secara berkala stasi ini dilayani oleh imam-imam Ordo Kapusin. Mereka adalah para imam Kapusin misionaris dari Negeri Belanda.
Melihat keperluan yang ada pada saat itu, maka pada tahun 1925, Pastor Kanisius, OFMCap diangkat menjadi pastor yang pertama kali berkarya di Sanggau. Gereja Paroki Sanggau yang pertama pun mulai dibangun pada tahun 1928. Selain membangun gereja, dibangun juga pastoran sebagai tempat tinggal para pastor. (Bersambung)