Kamis, 10 Mei 2012, ketika matahari telah condong ke barat, saya sempatkan singgah sejenak untuk mengunjungi umat yang tinggal di wilayah Giri Wening, Gunung yang hening. Perjalanan ke Gunung yang hening itu saya rasakan seperti perjalanan dua murid Yesus ke sebuah kampung bernama Emaus (Luk. 24: 13-324).
Keheningan
Kami sampai ke rumah umat menyampaikan salam damai sejahtera kepada mereka. Lalu, kami berkeliling mengunjungi Taman Maria Wahyu Ibuku. Dan memang terasa benar di Giri Wening itu kami temukan keheningan.
Dalam keheningan senja itu terdengar jelas permohonan dua murid Emaus itu kepada Tuhan, “”Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.”
dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata kami dan kami pun mengenal Dia yang telah bangkit. Dialah yang membawa damai sejahtera di Gunung yang hening itu.
Karena itu, hati kami pun berkobar-kobar, lalu kami terus kembali ke Yerusalem, dunia kehidupan kita, untuk memberi kesaksian kepada Anda semua, “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit, dan membawa damai sejahtera di Gunung yang hening itu”.
Salam, doa ‘n Berkah Dalem, + Johannes Pujasumarta
Link & photo credit: http://pujasumarta.multiply.com/photos/album/144)
Photo credit: http://www.facebook.com/guamaria.giriwening
Artikel terkait:
Protes Usik Keheningan Taman Maria Giri Wening di Sengon Kerep, Paroki Wedi (1)
Protes Usik Keheningan Taman Maria Giri Wening di Sengon Kerep, Paroki Wedi (2)
Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep, Paroki Wedi: Situasi Makin Kondusif (3)
Sejarah dan Lokasi Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep Paroki Wedi (4)
Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep Hasil Hibah Warga Setempat (5)