Puncta 12.01.24
Jumat Biasa I
Markus 2: 1-12
SEMUT sudah ada sejak zaman era dinosaurus. Mereka tetap eksis sampai sekarang. Apa yang menyebabkan komunitas semut ini tetap bertahan hidup? Jawabannya adalah kerjasama.
Semut hidup dalam koloni. Mereka hidup rukun dan saling bekerjasama. Kerjasama semut dinilai paling hebat di antara binatang yang lain. Mereka punya pembagian tugas yang rapi.
Ada yang menjadi komandan, prajurit, pengawas, pekerja dan bahkan selalu ada satu yang menjadi ratu. Sang ratu ini tugasnya hanya makan dan bertelur. Kerjasama di antara mereka sangat jelas, tegas dan rapi.
Saling membantu satu sama lain itulah yang membuat mereka tetap bertahan hidup dan eksis.
Kita bisa belajar dari semut. Meskipun kita lemah, namun jika kita bekerjasama, maka kita akan kuat. Walaupun kita kuat tetapi kalau tidak mau bekerjasama, maka akan rapuh, hancur dan gagal.
Dalam Injil hari ini, kita melihat ada empat orang yang bekerjasama. Mereka menolong orang lumpuh agar disembuhkan Yesus. Mereka bekerjasama dengan kreatif dan kompak.
Ketika ada hambatan; begitu banyak orang berdesakan di pintu, mereka membuka atap dan menurunkan si lumpuh persis di depan kaki Yesus.
Mereka tidak mundur karena ada kesulitan atau hambatan, tetapi mencari solusi agar orang lumpuh itu bisa disembuhkan.
Kerja keras mereka diapresiasi oleh Yesus. Orang yang punya niat baik dan tulus selalu ada jalan untuk mendapat berkat yang berlimpah. Orang lumpuh itu disembuhkan dan semua orang takjub memuliakan Allah.
Berbeda dengan sikap para ahli Taurat, mereka justru malah mengecam dan menuduh Yesus menghujat Allah.
Yang ada dalam pikiran mereka hanya “negative thinking.” Mereka senang menyalahkan dan menghakimi orang lain.
Ada orang yang sukanya hanya protes, nyinyir, menyalahkan dan “ngompor-ngompori sebagai provokator. Model seperti ini biasanya menjadi “trouble maker.”
Sedangkan empat orang yang bergotong royong itu adalah tipe “problem solving.” Mereka berpikir mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
Belajar dari kasus ini, manakah sifat-sifat kita yang sering muncul jika ada sebuah masalah?
Apakah kita hanya sebagai penonton, “wong ndelok” (kendel alok) suka nyinyir, omong doang, atau ikut terlibat ambil bagian agar bisa mengatasi masalah?
Anda sendiri yang tahu jawabannya.
Gotong royong seperti semut api,
Saling membantu membikin rumah.
Jadilah orang yang bisa cari solusi,
Jangan malah menambah masalah.
Cawas, jangan hanya jadi penonton
Rm. A. Joko Purwanto, Pr