BERBARENGAN dengan aksi peduli pendidikan berupa pembagian buku dan alat tulis bagi sekolah perbatasan oleh para pemerhati pendidikan dari Jakarta, diselingi acara unik berupa pembagian rosario oleh para guru SM-3T ( (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan,Terluar, Tertinggal) kepada umat di Hanowai, Paroki Nualain, Keuskupan Atambua, Selasa, (23/8).
Pembagian rosario sebagai bagian integral membagun toleransi sekaligus kepedulian bagi umat. Puji Rahayu salah satu guru SM-3T, sangat tersentuh dengan perhatian umat selama setahun mengabdi di Hanowai. Baginya cinta umat baginya begitu besar. Walau sebagai muslim ternyata kebaikan umat yang dirasakan jauh lebih besar dari apa yang diberikan kepada umat terlebih dalam pengabdiaannya di daerah terpencil.
Memang diakui umat Hanowai, Klemens Mere, jika pengabdian para guru di Hanowai memberi nuansa baru. Pergaulan dengan umat tanpa pilih kasih. Terlibat dalam kegiatan rohani dengan sukacita. “Para guru di sini ada 2 orang. Semuanya muslim. Hal menarik yang kami alami kurang lebih setahun menggambarkan makna toleransi yang luar biasa. Kegiatan di sekolah diawali dengan doa bersama. Mereka mengikuti misa dan latihan menyanyi. Bahkan tingkat peduli begitu tinggi dengan membagikan rosario bagi umat. Perhatian seperti ini menunjukkan nilai rohani yang begitu kuat. Kami bangga dengan pengandian mereka,” kata Mere.
“Dengan membagi rosario ini, diharapkan semangat doa makin tinggi. Hari Minggu tetap merayakan misa kudus. Doa menjadi kekuatan bagi kita dalam berkarya,” ungkap Ananda salah satu guru di SDN Hanowai tersebut.