Home BERITA “Gusti mBoten Sare”

“Gusti mBoten Sare”

0
Ilustrasi - Kondisi jalan menuju Paroki Borong, Keuskupan Ketapang, Kalbar sampai Januari 2025. (Siau Ing)

Puncta 1 Februari 2025
Sabtu Biasa III
Markus 4: 35-41

AKHIR Januari, musim turne-turne Natal ke stasi-stasi biasanya hampir selesai. Saya teringat perjalanan dari Pangkalan Suka ke Stasi Kebuai dan Sei Ingin di Tayap, Ketapang. Perjalanan panjang melewati ladang, hutan, dan perbukitan.

Kalau hujan, jalan menjadi licin dan berbahaya. Saya pernah terperosok dengan motor meluncur sendiri ke bawah karena jalanan berlumpur. Saya hanya melongo melihat motor terguling-guling tak terkendali.

Dari Kampung Kebuai ke Sei Ingin lebih ngeri lagi. Untung saya selalu ditemani prodiakon dan OMK yang siap mengawal. Kalau hujan, sungai banjir dan meluap. Jalan tidak bisa dilalui.

Motor harus dipanggul empat orang dengan kayu dipalangkan di antara roda depan dan belakang. Bukan orang naik motor tetapi motor naik orang.

Kita mengharapkan perjalanan yang mudah, mulus dan lancar. Tetapi cuaca tidak bisa ditebak. Terpaksalah kita harus jalan untuk melayani umat di pedalaman.

Terbersit tanya, ”Kenapa Tuhan memberi kesulitan yang berat seperti ini? Bukankah semua ini demi melayani umat-Mu?”

Para murid dan Yesus sedang dalam perjalanan. Mereka menyeberang danau dengan perahu. Di tengah jalan, mengamuklah taufan dan mereka diterpa ombak besar. Yesus seolah tidak peduli. Ia tidur di buritan.

Para murid cemas dan takut. Mereka berkata, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus bangun dan menghardik taufan.

Seketika itu juga laut menjadi tenang. Lalu Yesus berkata, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Kita dihadapkan pada pencobaan agar kita percaya dan hanya mengandalkan Tuhan saja. Kita diberi masalah agar mampu mengatasinya. Kita menghadapi taufan badai kehidupan agar kita berani dan kuat.

“Gusti mboten sare” artinya Tuhan tidak tidur. Ungkapan ini mau menyatakan bahwa Tuhan selalu menyertai dan menolong kita. Percaya saja, Allah akan bertindak pada waktu yang tepat.

Pertolongan-Nya tidak akan ditunda-tunda. Kita hanya diminta percaya kepada-Nya. Sudahkah kita percaya?

Nunggu pesawat di bandara,
Ketemu pramugari bawa kursi roda.
Tuhan selalu bersama kita,
Marilah kita percaya pada-Nya.

Wonogiri, Gusti mboten sare
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version