Bacaan 1: Mi 2:1-5
Injil: Mat 12:14-21
“KERENDAHAN hati merupakan Ibu dari semua sifat baik. Kerendahan hati merupakan sikap paling damai yang memiliki makna dan dampak yang luar biasa serta kasih menjadi nyata.”
Demikian kata Santa Teresa dari Calcutta
Dalam sebuah persekutuan, sikap kerendahan hati sangat dibutuhkan.
Kerendahan hati merupakan teladan yang sering dicontohkan oleh Tuhan Yesus, terutama totalitasnya dalam menebus dosa umat manusia lewat salib.
Dalam pelayanan kadang seseorang tergelincir untuk mencari kehormatan pribadi. Menonjolkan ke-aku-annya dibanding memuliakan Tuhan.
Dalam perikop hari ini, Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana Ia tidak mau orang yang disembuhkan menggembar-gemborkan mukjizat yang dilakukan-Nya.
Hal ini dilakukan agar tidak semakin memuncak konflik-Nya dengan orang-orang Farisi. Ia memilih menyingkir dan terus berbuat baik dengan menyembuhkan orang banyak.
Belum saatnya, jatidiri keilahian Yesus diketahui umum (terutama orang-orang Farisi) agar tidak mengganggu misi yang sedang dijalankan-Nya.
Nabi Yesaya pun telah menubuatkan sikap Tuhan Yesus ini:
“Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan ajaran-Nya, orang memiliki kehendak bebas untuk menanggapi atau menolaknya.
Nabi Yesaya juga menubuatkan begitu perhatian-Nya kepada mereka yang lemah dan terpinggirkan, untuk dibangkitkan semangat hidupnya:
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”
Secara singkat, Pribadi Yesus digambarkan sebagai Hamba Tuhan yang rendah hati dan sangat berkenan kepada Bapa-Nya. Ia diutus untuk mewartakan Hukum Tuhan kepada semua bangsa.
Bangsa Israel kuno menunjukkan sikap yang sebaliknya yaitu sombong serta berlaku jahat terhadap sesamanya. Sehingga menuai murka Allah, hukuman yang tidak akan bisa mereka hindari.
Bahkan mereka yang kembali dari pembuangan, tidak akan menikmati bagian warisan leluhurnya.
Pesan hari ini
Meski kita ditolak namun tak perlu memusuhinya, tetap fokus pada tugas pengutusan.
Jadilah pelayan yang rendah hati dan berkenan pada Bapa dan dipenuhi Roh Kudus.
“Jadilah dirimu sendiri, yang unik, jujur, rendah hati dan bahagia.”