Kamis, 7 Maret 2024
- Yer. 7:23-28;
- Mzm. 95:1-2,6-7,8-9;
- Luk. 11:14-23
ORANG sirik selalu berupaya untuk menghentikan langkah orang baik. Bahkan bisa menghalalkan berbagai cara demi tujuannya.
Fenomena tuduh-menuduh soal bersekutu dengan kekuatan kegelapan, nampak masih kuat ada dalam masyarakat kita. Bahkan fenomena ini telah menimbulkan banyak permasalahan.
Relasi persaudaraan jadi rusak. Orang saling merasa takut, saling bermusuhan, bahkan ada yang berani membunuh hanya karena isu-isu serupa, seperti babi ngepet, tuyul dan lain-lain. Hal yang diyakini ada, tetapi sulit dibuktikan.
“Saya benar-benar sakit hati, karena dituduh punya ‘pesugian’ dan celakanya banyak orang percaya, hingga mereka menjauhiku, bahkan selalu memandang sebelah mata keluargaku,” kata seorang bapak.
“Tidak mudah untuk menjelaskan pada mereka karena mereka hanya berkasak-kusuk tidak terus terang, sikapnya yang menyebalkan. Mereka mengarang cerita yang tidak benar tentang keluarga kami yang sekaan-akan bekerjasama dengan setan untuk memperkaya diri.
Padahal semua yang kami miliki ini adalah jerih payah kami. Tabungan dan juga usaha yang bisa saya pertanggungjawabkan. Bukan uang hasil dari babi ngepet atau pelihara tuyul.
Bagiku untuk hidup bahagia dan terpenuhi segala yang kita perlukan tidak harus bekerja untuk setan namun cukup kita dengan Tuhan. Bagi saya mengalahkan kekuatan setan, tak perlu menjadi iblis. Tetap tinggal dekat, bersatu dan terus bersama Tuhan.
Dalam nama Yesus, kekuatan kegelapan seperti apapun tak akan menguasai kita. Yakinlah, dalam nama Yesus, iblis akan dikalahkan,” urai bapak itu.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Ia mengetahui pikiran mereka masing-masing, karena itu Ia berkata, “Setiap kerajaan yang diamuk perang saudara akhirnya akan runtuh. Demikian juga rumahtangga akan hancur karena perselisihan dan pertengkaran.”
Yesus mengetahui pikiran mereka masing-masing. Mereka menuduh Yesus bersekutu dengan kekuatan kegelapan. Ia mengusir setan bukan dengan kuasa Ilahi, melainkan dengan kuasa beelzebul, kepala setan. Itu sama halnya mengatakan Yesus bukan mengandalkan Allah, melainkan setan.”
Hidup kita ini kan berasal dari Tuhan, bersama dengan Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Kita yakin bahwa selama kita selalu bersama dengan Tuhan, pasti aman dan terjaminlah kita.
Roh jahat senantiasa mengancam kita dan kita amat rapuh untuk menghadapinya. Namun, bersama Tuhan, kita kuat dan mampu mengalahkannya. Kebersamaan dan kesatuan kita dengan Tuhan menjamin pula kesatuan dan keutuhan hidup bersama kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku sungguh percaya pada Tuhan dan tidak memberi ruang di hati untuk iblis?