Hanya Kasih

0
224 views
Ilustrasi

Rabu, 19 April 2023

  • Kis. 5:17-26.
  • Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-.
  • Yoh. 3:16-21

SETIAP orang pasti memiliki kasih dan dengan kasih yang dimilikinya itu ia akan mengasihi sesamanya.

Namun terkadang kita sebagai manusia hanya mau mengasihi orang yang dekat dengan kita seperti keluarga atau pasangan hidup atau hanya mengasihi sesama yang berasal dari latar belakang yang sama.

Bahkan terkadang kita hanya mau mengasihi orang yang mengasihi kita saja atau orang yang padanya kita mendapatkan balasan kasih yang setimpal bahkan yang lebih dari mereka.

Tidak sedikit orang yang mengasihi karena orang lain itu, mengasihi mereka terlebih dahulu atau mengasihi karena orang lain itu selalu ada dan membantu mereka disaat membutuhkan.

“Aku mengasihi dia karena dia mengasihi aku” atau “Aku tidak mengasihi dia, karena dia tidak sama denganku”.

Hal ini menyebabkan kita menjadi lupa dasar dan alasan mengapa kita harus mengasihi sesama kita.

Kita mengasihi sesama kita karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita.

“Sejak sekolah saya sering kena bully karena penampilan saya yang tidak menyakinkan,” kata seorang pemuda.

“Apalagi saya juga tidak punya prestasi yang menonjol hingga tidak banyak teman,” lanjutnya.

“Salah satu anak yang suka mem-bully saya adalah tetanggaku sendiri,” tuturnya.

“Namun semenjak dia jatuh dari motor dan terluka hingga kakinya cacat, dia berubah total,” sambungnya.

“Apalagi ketika dia kena musibah aku sering menengok dia dan membantu dia dalam belajar,” lanjutnya.

“Dalam perjalanan waktu, baru aku sadari, kasih itu mengalahkan dendam, amarah,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Yesus menjelaskan pribadi-Nya sebagai penjelmaan Allah yang selalu mengasihi meskipun mausia berdosa.

Kasih Allah tak pernah surut ketika berhadapan dengan kelemahan dan kekurangan manusia.

Mengapa kasih Allah terhadap manusia berdosa begitu besar, padahal manusia sebenarnya lebih patut dibiarkan binasa daripada diselamatkan?

Ternyata bahwa Allah memutuskan untuk menyelamatkan manusia, sehingga kita dapat merasakan kasih-Nya yang begitu besar.

Tanpa keselamatan, kasih Allah dan pribadi-Nya bagaikan bayangan yang tidak pernah kita kenal atau kita rasakan.

Jika kita tidak mengenal Yesus Kristus yang telah diberikan oleh Allah Bapa menjadi Perantara antara manusia dan Allah, tidak mungkin kita bisa memiliki relasi dengan Allah dan merasakan kasih-Nya pada kita.

Yesus telah menjadi pembawa kasih demi keselamatan jiwa kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa menjadi pembawa kasih bagi sesama?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here