“Kebun anggur Tuhan semesta alam itu ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanaman-tanaman kegemaran-Nya; dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman; dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada keonaran.” (Yes 5,7)
BEBERAPA waktu yang lalu, DN, pelatih Persib Bandung, menganalisa bahwa Persib Bandung tidak sesuai dengan harapan. Salah satu masalah utama bagi timnya adalah peran striker yang belum maksimal. Dua pemain bagian striker tidak tampil sesuai dengan harapan. Suplai bola dari bagian sayap sebetulnya sudah maksimal, namun hal itu kurang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemain striker. DN telah membayangkan bahwa dua pemain striker tersebut akan mampu mengangkat tim; namun demikian, kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi.
Harapan sering tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini tentu tidak hanya dialami oleh DN dan timnya, tetapi juga sering dialami oleh orang atau kelompok lain. Sebuah perusahaan tambang kecewa karena IUPK dari pemerintah tidak sesuai dengan yang diharapkan; seorang ibu galau, ketika tahu bahwa berat badan putrinya terlalu ringan dan tidak seperti yang diduga; pelaksanaan tax amnesty kedua mengecewakan, karena berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan; suami atau isteri banyak kecewa, karena kelakuan pasangan hidupnya ternyata tidak seperti yang diharapkan; para petani kecewa, karena embung yang dibangun pemerintah tidak banyak manfaatnya bagi mereka. Pemilik kebun anggur juga kecewa, karena harapan untuk menikmati hasil panen anggurnya tidak terwujud
Setiap orang tentu mempunyai harapan dan keinginan tertentu di dalam hidupnya: ingin punya rumah yang layak, jodoh yang tepat, pekerjaan tetap, penghasilan baik, anak-anak yang sukses, kedudukan atau jabatan yang mapan, masa tua yang bahagia, hidup yang tenang dan damai, masyarakat yang adil dan sejahtera, bebas dari ancaman dan permusuhan, serta berbagai harapan dan keinginan lain.
Banyak orang puas, gembira dan bahagia, karena harapannya terwujud dan keinginannya terpenuhi. Mereka bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dengan rasa lega. Namun demikian, banyak orang masih merasa sedih, kecewa, galau, tidak bersemangat dan bergairah, bahkan sampai putus asa, ketika keinginan mereka tidak terpenuhi dan harapan mereka kandas. Kenyataan hidup yang dihadapi ternyata begitu pahit dan sulit, tidak seperti yang mereka harapkan dan bayangkan. Rasa sedih dan kecewa mungkin tidak hanya terjadi di dalam diri manusia, tetapi juga dalam Diri Tuhan. Tuhan begitu sedih dan kecewa, karena manusia, sebagai kebun anggur dan tanaman kegemaran-Nya, tidak menghasilkan buah anggur manis seperti yang diharapkan-Nya.
Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja, harapan dan keinginanku ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang ada? Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja, diriku sebagai kebun anggur dan tanaman milik Tuhan, tidak menghasilkan buah seperti yang dikehendaki-Nya? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)