Harga Sebuah Saksi Kebenaran

0
Berani menjadi saksi
  • Bacaan 1: Yer. 1:17-19
  • Injil: Mrk. 6:17-29

Dua tahun lalu tepatnya 24 Agustus 2022, seorang ASN di kota Semarang telah dilaporkan keluarganya hilang. Lalu, dua minggu setelahnya, ASN tersebut ditemukan tewas di Kawasan Marina, Semarang Barat dengan kondisi tubuh yang tidak utuh lagi.

ASN tersebut merupakan saksi kunci untuk mengungkap kebenaran dalam kasus korupsi. Dan ia diberitakan akan menghadiri undangan Polda Jawa Tengah untuk menyatakan kesaksiannya itu. Namun ajal keburu menjemputnya. Hingga hari ini, kasus tersebut belum terungkap.

Hari ini Gereja Katolik memperingati perayaan wajib wafatnya Santo Yohanes Pembaptis.

Sama seperti ASN tadi, Yohanes adalah saksi kebenaran yang menjadi korban pembunuhan Raja Herodes. Orang yang sebetulnya sangat mengidolakannya, karena ia senang mendengarkan pengajarannya.

Namun Raja Herodes terjebak oleh sumpahnya sendiri kepada anaknya dari perkawinannya dengan Herodias. Perempuan yang kepadanya ditegur oleh Yohanes Pembaptis. Dengan mengawini Herodias, Raja Herodes telah melanggar Hukum Taurat dalam Im 18:16.

“Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” tegur Yohanes kepada raja.

Sebab Herodias adalah istri Filipus, saudaranya.

Yohanes harus menanggung tegurannya itu, sebab Herodias menjadi tidak suka dan mendendam untuk membunuhnya. Dan kesempatan itu tiba, saat Raja Herodes bersumpah kepada anaknya. Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya oleh algojo raja, meski Raja Herodes sangat sedih memberi perintah pembunuhan itu.

Saat Nabi Yeremia diutus untuk menegur kesalahan Bangsa Israel dan menjadi saksi-Nya, ia sebenarnya takut dan bimbang. Itu adalah sangat manusiawi, karena memang besar resikonya. Namun Allah memberi kekuatan dan peneguhan kepadanya.

“Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”

Pesan hari ini

Menjadi saksi kebenaran memang mahal harganya.

Jangan ragu dan bimbang menjadi saksi Kristus, sebab Tuhan senantiasa melindungi dan menyertaimu.

“Ketakutan dan keraguan diri selalu menjadi musuh terbesar bagi potensimu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version