“Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”(Luk 10:42)
BACAAN :
Yun 3:1-10; Mzm 130:1-2,3-4ab,7-8; Luk 10:38-42
RENUNGAN :
Fransiskus dari Assisi (FA) pernah sangat sibuk dengan urusan dunia. Sebagai anak saudagar kaya maka perhatiannya pada kekayaan, kesenangan, kenikmatan hidup, pertemanan eksklusif. Sampai suatu saat perkara dunia ini menjadi tampak tak berarti, sesudah sebuah perjumpaan dengan Tuhan sendiri yang secara ajaib memanggilnya ‘memperbaiki Gereja-Nya’.
FA berpikir Gereja itu bangunan fisik gereja. Namun ternyata Gereja adalah keluarga Allah dan termasuk di dalamnya adalah dirinya sendiri juga.
Seperti Marta, FA pernah sibuk dengan perkara dunia. Kemudian ia beralih ke perkara gerejani, perkara Kerajaan Allah. Ia memberi waktu, hiup dan seluruh dirinya, duduk di kaki Yesus yang dikenalnya sebagai “Ia yang disalibkan dan yang miskin”. Ia menyibukkan diri dengan menghantar dunia kepada Kristus. Ia menjadi sahabat penuh damai dari Tuhan , dari sesamanya, dari alam semesta dan dari segala ciptaan.
Apa yang memenuhi hatiku saat ini? Perkara apa yang menjadi kepedulianku untuk mana kubaktikan seluruh tenaga? Apakah itu menghantarku makin dekat dengan Tuhan?
KONTEMPLASI:
Kutemani Maria duduk di ujung kaki Yesus, menatap dan mendengarkan Dia. Kurindukan mendengar kata-kata Yesus padaku tentang bagaimana aku memberi perhatian pada perkara-perkara-Nya.
DOA :
Tuhan Yesus, terima kasih untuk waktu dan kesempatan kerja yang kauberikan. Seperti Bunda Maria, kuingin diam dan merenungkan dalam hati apa saja yang Kaufirmankan. Amin.
MISI :
Hari ini kusempatkan menghitung berapa menit kupersembahkan kepada Tuhan dengan sebulat hati di setiap hari hidupku.
