Home BERITA Hari Sial

Hari Sial

0
Ilustrasi - Hobi suka pelihara binatang seperti anjing. (Mathias Hariyadi)

Puncta 21.07.23
Jumat Biasa XV
Matius 12: 1-8

BELUM lama ini banyak orang menghujat adanya “perkawinan” anjing di Jakarta, karena menggunakan adat Jawa dan konon malah diberkati seorang pastor.

Banyak orang terutama orang Jawa dan orang Katolik merasa jengah dan gemes, karena peristiwa itu dianggap melecehkan budaya dan liturgi.

Orang Jawa sangat rumit untuk mengadakan sebuah pesta perkawinan. Mereka harus menghitung hari perkawinan.

Ada hari baik dan hari tidak baik yang harus dihindari. Kalau keluargamu mau berjalan langgeng dan damai, maka harus memilih hari yang baik untuk menikah.

Misalnya, saya lahir hari Sabtu Kliwon, pasangan saya lahir hari Rabu Pahing. Sabtu Kliwon itu jumlah neptu-nya 17, sedangkan Rabu Pahing itu jumlah neptu-nya 16.

Lalu keduanya digabungkan, hasilnya 33. Variabel ini menghasilkan nasib pasangan.

Menurut buku Primbon Jawa, ada hari-hari pantangan untuk melakukan sesuatu. Kalau dilanggar, boleh percaya boleh tidak, akan menemui nasib sial, malang, atau kerugian.

Mungkin Jumat Legi bukan hari baik untuk “pernikahan” anjing. Buktinya mereka banyak dihujat orang.

Pemahaman yang hampir mirip dihadapi Yesus, ketika orang-orang Farisi mempertanyakan tindakan para murid yang tidak mentaati hukum Sabat. “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.”

Bagi orang Farisi hari Sabat adalah hari keramat yang tidak boleh dilanggar. Hari Sabat adalah hari yang dikhususkan untuk Tuhan. Manusia tidak boleh melakukan apa pun pada hari itu. Melanggar hukum Tuhan berarti dosa atau dianggap kafir.

Bagi kaum Farisi, hukum di atas segala-galanya. Mereka sangat detil dan teliti menaati aturan-aturan. Maka ketika ada orang tidak menaati aturan mereka gusar dan tidak nyaman.

Melihat murid-murid Yesus memetik bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat, membuat mereka geram dan protes. “Mengapa kalian tidak menjunjung dan menghormati hari Sabat?”

Mereka menganggap dengan mengikuti aturan, hidup mereka sudah beres, bersih, saleh dan selamat.

Pertama-tama Yesus meluruskan paham yang dikotomis itu. Semua hari diciptakan Tuhan adalah baik. Maka kita boleh melakukan apa pun dan kapan pun demi kebaikan.

Yang lebih ditekankan bukan persembahannya tetapi belaskasihan atau compasion bagi orang lain.

Kedua,Yesus memaklumkan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Dialah yang menciptakan dan menguasai segala waktu, juga atas hari Sabat.

Tuhan menciptakan semua hari adalah baik. Maka gunakanlah hari-harimu untuk melakukan belaskasih bukan untuk menindas atau menghukum orang.

Anjing kawin di kebun binatang,
Tidak perlu di hadapan petugas.
Jadi orang jangan sok mentang-mentang,
Lebih baik rendah hati dan tetap awas.

Cawas, semua baik di hadapan-Nya
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version