Home BERITA Hati Remuk Redam Seorang Pastor

Hati Remuk Redam Seorang Pastor

8

BOSTON, SESAWI.NET – HATI yang remuk redam itu membuat masa tuanya tertekan dan menderita. Pastor Charles Murphy dari Keuskupan Agung Boston harus berjuang melawan semua tuduhan palsu yang dikenakan kepadanya.

Pertama kali Pastor Charles Murphy dibebaskan dari segala tuduhan pelecehan seksual atas seorang perempuan yang terjadi 25 tahun yang lalu, semua orang yang bertemu dengannya yakin bahwa dia memang sungguh tidak bersalah.

Tahun 2006 waktu itu adalah masa sulit ketika banyak pastor di Amerika Serikat menghiasi berbagai halaman berita tentang tuduhan pelecehan seksual. Namun Pastor Murphy bersumpah bahwa dia tidak bersalah sekalipun dan Keuskupan Agung Boston pun membebaskan dia dari tuduhan yang dianggap tidak berdasar sama sekali. Sang perempuan pun akhirnya membatalkan tuntutan di malam sebelum pengadilan dilangsungkan.

Dikenal sebagai pastor yang hangat dan penuh humor, tak heran bila kembalinya Pastor Charlie,  panggilan akrabnya di paroki, disambut dengan tepuk tangan meriah dan kegembiraan yang mendalam. Pastor Charlie kembali ke altar dan ke mimbar dengan homili dan humor-humor segarnya.  Pastoral penjara dan pastoral untuk para tunarungu pun mendapatkan kegembiraan dengan kembalinya gembala yang baik ini.

“Dia masih sama seperti yang dulu sebelum mendapat tuduhan pelecehan. Pribadi yang riang, gembira, humoris tetapi juga seorang pastor yang sungguh tekun, “ demikian menurut Joe Corcoran yang dekat dengan Pastor Charlie sejak 10 tahun lalu.

Tuduhan Kedua

Empat tahun berlalu, sampai akhirnya pada tahun yang 2010, pengacara yang sama mendaftarkan gugatan kepada Pastor Murphy atas pelecehan seksual kepada seorang pria. Kali ini peristiwanya diklaim terjadi pada 40 tahun yang lalu.

Tuntutan ini sungguh memukul Pastor Murphy, sampai dia harus merasa membatalkan perayaan pesta emas imamatnya yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Dua kali dituntut di pengadilan untuk kasus pelecehan seksual sungguh meremukredamkan hatinya. Dia memilih untuk menyepi dan pindah ke rumah saudara lelakinya.

Kasus Rekayasa

Kasus ini rupanya tidak menyurutkan kesetiaan umat dan para sahabat yang akhirnya menyewa pengacara dan penyidik swasta. Fakta yang terungkap cukup mengejutkan, yaitu bahwa kasus ini lebih diwarnai motif finansial, dan korban sangat tidak kredibel dengan kesaksian dan juga dalam hidup pribadinya termasuk hubungan dengan keluarganya.

Kasus ini kenyataannya menjadi berlarut-larut. Setelah enam bulan barulah Keuskupan Agung Boston membebaskan Pastor Murphy dari segala tuduhan dan Kardinal Sean P. O’Malley mengembalikan yurisdiksi Pastor Murphy sebagai seorang pastor senior.

Hati yang Remuk Redam

Namun hati yang remuk redam itu rupanya sudah membuat Pastor Murphy kehilangan kekuatan. Tidak ada lagi homili yang penuh humor segar dan inspiratif ketika beliau kembali bertugas di paroki.

“Dia mengatakan pada saya, ‘saya sudah tak bisa berkotbah lagi. Ada yang hilang dalam diri saya,’’’ begitu kata sahabatnya, Jack Pender

Semangat pastor yang baik itu semakin meredup. Obat penenanglah yang menjadi teman untuk tidur nyenyaknya. Masa tuanya yang menderita ini dihabiskannya di rumah peristirahatan pastor-pastor lansia. Dokter tidak bisa menemukan penyakitnya. Tidak ada kanker, tidak ada penyakit fisik. Yang ada memang hati yang remuk redam dalam diri seorang pastor tua berusia 77 tahun. Sabtu malam 11 Juni 2011, Pastor Murphy kembali kepada penciptanya, dan Gereja Katolik di seluruh Massachusetts kehilangan seorang gembala yang baik.

AUGUSTINUS WIDYAPUTRANTO

SOURCE: BOSTON GLOBE

 

8 COMMENTS

  1. Pada umumnya Priest untuk gereja (kristen) katolik diterjemahkan dengan Romo atau Imam, sementara Pastor pada umumnya dipakai untuk gembala jemaat Kristen Protestan. Salam

    • Pak slamet, kata “pastor” yang ditulis di sini adalah memang terjemahan dari priest. Kata “pastor” itu memang sebutan yang umum dipakai pemuka agama katolik di Indonesia, yang diambil dari bahasa latin yang artinya “gembala”. Sedangkan “pastor” sebagaimana ada dalam teks inggris dalam bahasa indonesia lebih umum diterjemahkan “pendeta”. Memang tren yang ada adalah bahwa banyak gereja kristen non katolik di indonesia belakangan ini memakai istilah “pastor” juga, tetapi ini lebih merujuk pada istilah bahasa inggris, yang kalau diterjemahkan berarti “pendeta”. Semoga jelas.

      Romo adalah sebutan pastor dalam konteks umat jawa. Beberapa imam seringkali “menolak” dipanggil “romo” dan lebih suka dipanggil “pastor”.

  2. Pada umumnya Priest untuk gereja (kristen) katolik diterjemahkan dengan Romo atau Imam, sementara Pastor pada umumnya dipakai untuk gembala jemaat Kristen Protestan. Salam

  3. Yth. penulis,
    Beberapa hal yang terpikir ketika membaca artike ini :

    Hati remuk redam seorang pastor…
    Membaca artikel diatas, dapat dibayangkan dan dipahami mengapa hati pastor tsb menjadi remuk redam. Bagaimanapun, seorang pastor adalah juga manusia biasa, yang apabila mempunyai masalah spt dalam artikel tsb, tentu bukan hal yang mudah untuk dihadapi.
    Mungkin pelajaran yang dapat diambil adalah mengapa hal tersebut terjadi. Tentu tak ada asap tanpa api bukan?? dengan berbagai motivasi yang mungkin benar atau sebaliknya. Alangkah menyakitkan apabila tuduhan2 tsb tidak benar, fitnah, yang akhirnya membuat pastor tersebut hilang semangat. Mungkin dukungan orang2 terdekat (support) dapat membantu membangkitkan kembali semangat pastor tersebut.
    Saya tidak tahu, mengapa masalah2 tersebut justru terungkap beberapa th kemudian?? setelah 25 th bahkan 40 th??
    ya…apapun semoga dengan kejadian ini ada pelajaran yang dapat dipetik sehingga seorang pastor yang ‘pensiun’ dapat menikmati hari-harinya dengan penuh ketenangan, kedamaian dan bukan sebaliknya.
    Thanks.

    • ada kasus-kasus pelecehan yang dibawa ke pengadilan memang lebih berlatar belakang motivasi finansial, yaitu berusaha mendapatkan kompensasi/settlement yang jumlahnya pasti tidak sedikit. Bisa jadi bahwa dengan bukti-bukti yang minimal, dan kesaksian beberapa orang sudah cukup membawa masalahnya menjadi kasus hukum.

  4. menurut pendapat saya ga juga, karena sejak saya kecil sebutan pastor hanya untuk imam gereja katholik dan pendeta sebutan untuk imam di gereja kristen.
    ah tapi apapun sebutannya ga terlalu penting, yang penting adalah hati yang remuk redam, apakah kita bisa sekuat dia dalam menghadapi fitnah

  5. Baru bbbrp thn blkgan ini pendeta di Indonesia dipanggil/ditulis pastor. Dr dulu panggilan/sebutan pastor hanya utk imam Gereja Katolik.
    Sering di media cetak/elektronik tdk bisa membedakan antara pastor Gereja Katolik dan pastor Gereja Protestan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version