Selasa, 13 September 2022
- 1Kor. 12:12-14,27-31a.
- Mzm. 100:2,3,4,5.
- Luk. 7:11-17
DUKA paling dalam dialami oleh orangtua yang melihat anaknya meninggal. Inilah yang juga dialami seorang janda dalam bacaan Injil hari ini, yang sedang meratapi kepergian anaknya.
Di mana ia benar-benar tidak mengerti, yang dia alami saat itu hanyalah kesedihan yang mendalam. Ia tidak tahu mengapa anaknya yang jauh lebih muda dari dirinya lebih dulu meninggalkan dia. Dan kini yang ada hanya kesepian, kesendirian dan tangisan yang tidak ada hentinya.
Hingga akhirnya Yesus datang ke kota di mana anak tersebut dibawa untuk dikuburkan. Inilah kabar baiknya, Yesus datang dan menghidupkan anak itu.
Mengalami pertolongan manakala kita ada dalam batas harapan. Itulah keindahan iman dan harapan pada Tuhan. Tuhan tidak pernah terlambat menolong kita.
Seorang bapak mesyeringkan betapa tangan Tuhan menyelamatkan dia sekeluarga pada saat pandemi ini.
“Saat itu, kami sekeluarga terkena Covid-19 dan harus insoman, padahal kami di rantau ini tidak punya siapa-siapa,” katanya
“Kami hanya pasrah, apa yang akan terjadi, terjadilah,” lanjutnya.
“Namun apa yang kami alami sungguh luar biasa, tetangga pagi siang malam, memperhatikan kami semua, mereka menaruh obat-obatan makanan, minuman, di depan pagar,” ujarnya.
“Itu mereka lakukan sampai kami negatif Covid-19,” sambungnya.
“Kasih dan perbuatan baik mereka bagi kami sekeluarga adalah bukti bahwa Tuhan itu ada. Tuhan telah menggerakkan hati sesama dengan belas kasih dan kemurahan,” paparnya.
“Tetanggaku guyub bergotong royong menolong kami dan orang lain yang kesusahan,” lanjutnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ”Jangan menangis.”
Tuhan telah datang, Tuhan telah hadir dalam kehidupan kita Dia tidak pernah tidak ada. Dan Dia selalu ada.
Dia ada untuk menundukkan kematian, Yesus ada untuk memberikan kehidupan. Hati-Nya penuh belas kasih kepada kita yang malang dan dalam kesedihan.
Yesus ada untuk memerintahkan kepada kematian, bahwa kematian tidak lagi berkuasa atas kehidupan manusia yang percaya kepada-Nya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mau menjadi sahabat Tuhan untuk membawa kehidupan, harapan bagi sesama yang menderita dan putus asa?
Amin