PAGI hari yang cerah
Secerah senyuman anak jalanan
Burung pagi lompat di dahan mangga
Berlindung di pangkal-pangkal pohon
Bersiul indah meneduhkan hati.
Ketulusan wajah mata terpana
Memandang iba makhluk buangan
Menatap sayup penuh harapan
Segenap kasih yang ia inginkan
Suara hati lembut berbisik
Ketika melewati lorong bisu
Hatiku tertegun kagum
Air bening terharu indah
Buta menuntun yang buta
Terlahir dari ketulusan saling melayani.
Setetes air bening terjatuh
Tak dapat ditampung kelopak mata
Terlarut sudah pengorbananku
Puluhan kasih aku berikan
Senyuman manis aku dapati.
Keikhlasan hati kaum cacat
Membuat aku pasti berpijak
Dalam panggilan suciku
Mengarungi setia pada Tuhan.
Teman-teman nan budiman,
Hati Tertegun adalah sebuah ungkapan perasaan di tengah kesibukanku sebagai pekerja sosial melayani kaum disabilitas mental dan sakit jiwa di panti. Aku terharu dan terpana akan nasib mereka. Mereka bagai makhluk buangan. Dalam wajah penuh harapan, aku menatap mereka. Air mataku terjatuh dan terus berlinang tak terbendung. Mereka mengharapkan kasih dan pengorbananku. Mereka telah membuatku kuat dan pasti berpijak dalam panggilanku, mengarungi lautan pelayanan kasihku.
Hatiku Tertegun, karena kasih yang telah kuberikan membuatku tetap setia pada Tuhan dalam diri mereka yang kulayani.
Teman-teman nan budiman,
Ketertegunan hatiku, adalah juga ketertegunan hati kita. Karena kita memiliki rasa yang sama untuk mereka yang sering dijadikan makhluk buangan, ibarat sampah. Keikhlasan hati membantu dan melayani mereka, menguatkan harapannya.
Terima kasih bila teman-teman turut tertegun dan membantu karya pelayanan kami. Bantuan tema-teman berapa dan apapun bentuknya sungguh bernilai bagi mereka yang jauh dari perhatian keluarga dan orangtua bahkan menjadi makhluk buangan.