DAHULU kala, sebelum Konsili Vatikan II, bahasa Latin adalah bahasa baku Gereja Katolik. Bahkan, bahasa Latin menjadi “bahasa resmi” Gereja. Dan karena itu, di seminari-seminari menengah, belajar dan menguasai bahasa Latin sudah menjadi kewajiban umum dan “hukumnya” ya harus bisa.
Mendapat nilai di bawah enam untuk mata pelajaran bahasa Latin, misalnya, seorang seminaris dianggap tidak “cakap” untuk boleh melanjutkan pendidikan lanjutan. Ujung-ujungnya, dia harus keluar dari seminari.
Tapi menguasai dengan baik bahasa Latin, maka akan menjadi mudah sekali belajar bahasa-bahasa Barat yang berbasis bahasa Latin: Perancis, Jerman, Spanyol, Itali, dan Portugis. Banyak kata-kata dalam bahasa-bahasa Barat itu –termasuk English—juga mengadopsi kata-kata dasar dari bahasa Latin.
Yang paling penting dari belajar bahasa Latin adalah kecermatan dalam menyusun tasrif dan konjugasi. Kecermatan berbahasa dalam bahasa Latin ini pula yang memudahkan orang dengan cepat menguasai bahasa-bahasa Barat yang mengadopsi “pola pikir” bahasa Latin.
Salah satunya adalah ada satu huruf salah saja, maka sudah langsung diketahui bahwa teks itu secara gramatikal salah. Inilah satu satu “hebatnya” bahasa Latin yakni melatih orang berpikir kritis, tertib berbahasa dan cermat.
Berita bahasa Latin
Nah, ini yang lagi menarik. Radio Vatikan dalam waktu dekat ini akan mulai memproduksi berita ringkas dalam bahasa Latin.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, bahasa Latin adalah bahasa resmi Gereja yang kini mulai pudar dan kini semakin kurang dikenal sebagai “bahasa percakapan”.
Bahasa Latin sudah menjadi “bahasa mati” alias hanya dipahami, kalau teks berbahasa Latin itu ditulis atau diucapkan satu-dua kata saja seperti yang terjadi pada istilah-istilah baku dalam biologi dan ilmu kedokteran.
Namun, Radio Vatikan justru kini membuat gebrakan.
Berita berbahasa Latin produksi Radio Vatikan itu skan dinamai Hebdomada Papae yang artinya Mingguan Paus. Kata “hebdomada” menjadi “hebdomadaire” dalam bahasa Perancis yang artinya kurang lebih begini: hanya muncul sekali dalam kurun waktu satu pekan atau minggu.
Inovasi demi masa depan
Berita berupa siaran itu nantinya akan naik tayang di jalur frekuensi udara melalui radio berdurasi hanya lima menit saja. Formatnya dalam bentuk podcast dan akan mengudara setiap hari Sabtu dalam pekan.
Guna memudahkan pendengar, maka Hebdomada Papae itu akan dirilis dengan transkrip teks dalam berbagai bahasa.
“Pokoknya, berita berbahasa Latin ini akan menjadi siaran berita yang layak disimak materi reportase dan ringkasan beritanya,” kata Andrea Tornielli, Pemimpin Redaksi Vatican News.
Ia berpendapat bahwa diluncurkan Hedomada Papae ini lebih dari sekedar kenangan manis akan masa silam “kejayaan” bahasa Latin di Abad Pertengah dan zaman baheula. Bukan itu, kata dia, melainkan “sebuah tantangan untuk masa depan.”
Hebdomada Papae ini akan mengisi rubrikasi website Vatican News, setelah sebelum produk informasi berbahasa Latin juga telah mereka luncurkan: semua dokumen resmi gerejani dan Twitter milik Paus.
Radio Vatican sampai sekarang juga telah memfasilitasi waktu dan tempat di mana berlangsung misa berbahasa Latin di Vatikan, setidaknya satu kali dalam sepekan.
Sumber: AFP, The Jakarta Post.