Home BERITA Hidup Tanpa Penyesalan, Mungkinkah?

Hidup Tanpa Penyesalan, Mungkinkah?

0
Kota Niniwe, ibukota Kerajaan Asyur

Bacaan 1: Yun 3:1-10

Injil: Luk 11:29-32

Hidup selalu berbicara tentang keputusan. Memutuskan untuk sebuah pilihan yang tepat. Pilihan yang salah akan menyengsarakan hidup sedangkan pilihan jalan hidup yang benar akan membuatmu bahagia.

Ada kesempatan yang hadir dalam hidup dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Namun di satu sisi, kadang seseorang tidak berani mengambil sebuah resiko.

Kadang penyesalan selalu datang terlambat dan mungkin juga sulit diperbaiki.

Maka pilihlah keputusan yang tepat agar hidupmu bahagia.

Niniwe terletak di Utara Yerusalem, di tepi Timur Sungai Tigris. Merupakan kota paling perkasa di dunia saat itu. Niniwe adalah ibukota dari Kerajaan Asyur, negara paling bengis, brutal dan musuh besar bangsa Israel. Merupakan Kerajaan yang dianggap kafir oleh bangsa Israel.

Karena kekejamannya yang selalu mengancam “Bangsa Terpilih”, maka Allah merencanakan untuk membinasakan orang-orang Niniwe. Namun demikian, Allah masih mengasihi mereka dan memberi kesempatan untuk bertobat.

Maka diutuslah Nabi Yunus untuk mewartakan pertobatan bagi mereka. Dan orang-orang Niniwe mengambil sebuah keputusan yang tepat, yaitu mendengarkan Nabi Yunus untuk bertobat.

Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.

  • Setiap orang dan hewan piaraan harus puasa (bertobat)
  • Setiap orang dan ternak harus menyesali perilaku buruk mereka (berselubung kain kabung) dan memohon pengampunan pada Allah

Keputusan pertobatan mereka sungguh tepat karena Allah mengurungkan niatnya untuk menghukum bangsa itu.

Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Berbeda dengan orang-orang Niniwe yang mau bertobat karena mendengarkan seruan Nabi Yunus, maka bangsa Yahudi justru memilih untuk tidak mau bertobat dan tidak mengakui keilahian Yesus. Maka mereka disebut sebagai “Angkatan yang Jahat”.

Padahal Yesus adalah Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, jelas lebih besar dari Nabi Yunus.

“Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.”

Pesan hari ini

Lebih baik penyesalan yang terlambat daripada tidak menyesal sama sekali. Sebab penyesalanmu mungkin bisa menyelamatkan hidupmu.

“Penyesalan tanpa adanya tindakan hanya akan membuatmu bertambah menyesal.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version