TEPAT di halaman samping Gereja Paroki St. Maria Bunda Pembantu Abadi, panitia Perayaan Paskah Bersama Himpunan Mahasiswa Katolik (HMK) Batam melakukan persiapan.
Persiapan dilakukan sejak tiga hari, sebelumnya terjadi tragedi pengeboman tiga gereja di Surabaya. Ini adalah Perayaan Paskah Bersama HMK Batam.
Perayaan Paskah Bersama HMK Batam dimulai sore dan itu menjadi sejarah tersendiri. Perayaan ini mengambil tema “Emaus Baru dalam Perdamaian Manusia dan Alam Semesta”.
Kegiatan ini dilakukan antara lain dengan Perayaan Ekaristi bersama Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus Esong Pr. Dalam homilinya, ia menekankan pentingnya menjalin silahturahmi antar penggiat lintas agama dan itu harus juga dilakukan oleh para mahasiswa Katolik.
“Kegiatan mahasiswa tidak hanya belajar, namun juga harus mampu menjalin relasi seluas mungkin tanpa memandang suku, agama maupun etnis,” kata romo.
“Jalinan relasi antar pemeluk agama oleh para mahasiswa Katolik jangan hanya mulai, ketika urgensi itu datang,” sambungnya.
Dalam acara ramah tamah yang berlangsung di halaman Gereja Paroki MBPA Batuaji hadiri kurang lebih 100-an mahasiswa Katolik di Kota Batam. Hadir pula Bastoni Solichin, senior PMKRI dan beberapa dosen Katolik serta beberapa utusan OMK se-Kota Batam maupun ormas.
Mordong Hasugian selaku panita dalam sambutannya mengatakan ini. “Hari ini kita mengalami kedukaan atas terjadinya aksi kekerasan teror bom di Surabaya. Dua peristiwa itu harus memotivasi kita sebagai mahasiswa untuk bersatu membangun persaudaraan yang solid dan terlibat aktif dalam wadah organisasi Himpunan Mahasiswa Katolik,” harapnya.
Ramah tamah dalam kegiatan Perayaan Paskah Bersama HMK Batam mampu mewujudkan semangat kasih serta menumbuhkan kesadaran akan peran mahasiswa Katolik sebagai generasi harapan bangsa dan Gereja.
Semangat ini juga penulis kobarkan sekalku Ketua HMK Batam saudara Sakeus Laba.
“Emaus Baru yang menjadi tema itu berbanding terbalik dengan Emaus Lam. Emaus Baru dihadirkan dalam dan melalui cinta kasih yang dilakukan oleh segenap mahasiswa Katoli,” demikian penulis katakan.
Kerterwujudan peran yang demikian itu bisa berlangsung bagus, hanya apabila setiap mahasiswa Katolik menggabungkan diri dalam wadah organisasi Himpunan Mahasiswa Katolik,” demikian penulis paparkan.