PAUS Benediktus XVI –tulis sejumlah media Italia yang kritis terhadap Tahta Suci—mengaku kaget sekaligus terhenyak ketika Paolo
“His Holiness”
Tak ayal, dokumen-dokumen penting yang sifatnya rahasia itu akhirnya terbit dalam bentuk buku bertitel His Holliness garapan penulis Gianluigi Nuzzi. Buku His Holiness ini baru saja terbit di Italia pekan lalu dan isinya membuat “murka” banyak pejabat Vatikan.
Kendati Vatikan menolak menyebut identitas sang wishle blower ini, namun media Italia Il Foglio dan Kantor Berita Italia ANSA meyakini sang pembocor informasi ini tak lain Paolo, pria berumur 46 tahun. “Penyidikan kini masih berlangsung oleh polisi internal Vatikan dan proses ini sah karena yang bersangkutan ditengarai memiliki dokumen-dokumen penting dan rahasia yang bukan menjadi haknya. Yang bersangkutan tengah menjalani interogasi,” kata Jurubicara Vatikan Federico Lombardi menjawab media Italia.
Media Italia yang kritis terhadap Vatikan menduga, jangan-jangan Paolo tak lebih sebagai kambing hitam atas serangkaian bocornya dokumen penting dan rahasia Tahta Suci karena sengaja “dijual” kepada media oleh beberapa orang.
Selain Paolo Gabrielle, hanya orang-orang tertentu saja yang punya “izin masuk” boleh membersihkan kamar kerja Paus. Mereka ini adalah empat orang biarawati, dua sekretaris pribadi Paus, Georg Gaenswein dan Alfred Xuereb.
Tahta Suci kecolongan
Kejadian bocornya surat-surat dan dokumen penting Vatikan dari ruang kerja pribadi Paus sebenarya sudah dilacak sejak April lalu, ketika Tahta Suci membentuk semacam “komisi penyelidikan internal” terdiri dari para kardinal guna menelisik identitas pembocor itu. Namun, terlambat sudah karena His Hollines tulisan Gianluigi Nuzzi sudah keburu terbit pekan lalu, sebelum akhirnya polisi Vatikan mencokok Paolo Gabrielle atas tuduhan mencuri dan menjual dokumen Vatikan.
Tahta Suci dilaporkan syok atas terbitnya His Holliness lantaran buku itu mengudal-udal banyak kasus korupsi di tubuh pemerintahan Tahta Suci yang sebenarnya secara moral harus imun terhadap kejahatan kerah putih ini. Kasus korupsi yang melanda Vatikan terutama dipicu oleh riak-riak kejahatan kerah putih yang konon terjadi di Bank Vatikan dan Kardinal Tarcisio Bertone yang tak lain adalah Menlu Vatikan.
Skandal dugaan korupsi
Media Italia memang terkenal galak atas dugaan kasus korupsi ini, terutama setelah kepala Bank Vatikan terpaksa dilengserkan Tahta Suci karena telah mencoreng citra baik yang seharusnya ada pada Tahta Suci dan jajaran pemerintahannya. Ettore Gotti Tedeschi –mantan kepala Bank Vatikan yang dicopot—dituduh tak becus melokalisir dugaan kasus korupsi agar tak terendus pers, namun sekaligus juga didakwa Vatikan dia sendirilah yang membocorkan borok-borok Vatikan kepada media.
Gotti Tedeschi (67) yang dikenal sebagai ahli etika keungan direktur Vatikan mengepalai Bank Sentral Vatikan atau resminya bernama Lembaga untuk Semua Karya Religius (IOR) sejak tahun 2009. Dia ditunjuk mengepalai IOR dengan harapan meminimalisir korupsi di tubuh Bank Sentral Vatikan ini.