Home BERITA Hormat Pada Ibu

Hormat Pada Ibu

0
Inilah ibumu, by Vatican News.

Jumat 15 September 2023.

Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Ibr. 5: 7-9.

Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20;

Yoh. 19:25-27

“Orangtua kita bukan pilihan, tetapi menjadi anak yang menghornati merupakan pilihan kita.”

Tanggungjawab seorang anak adalah menghormati orang tuanya.

Hormat dimulai dari hati yang penuh kasih pada orangtua.

Kita tidak bisa menghormati orangtua kita kalau kita tidak punya kasih.

Kasih itu akan terungkap dalam perkataan dan sikap kita pada mereka.

Ketulusan hati kita akan kelihatan apakah kita menghargai mereka atau sekedar melakukan kewajiban tanpa rasa kasih sayang.

Banyak orang yang merasa sangat susah untuk menghormati orangtua karena hatinya dipenuhi dengan sakit hati, bitterness, kesal, kebencian, tidak suka, tidak mengampuni atau marah pada orangtua.

Tidak bisa disangkal bahwa dalam suatu masa orangtua pernah bertindak tegas, bahkan kasar hingga mengakibatkan luka meski mungkin maksudnya baik.

Ada kalanya oranggtua kurang bijaksana dalam pendekatan, berbicara bahkan menggunakan kuasa tanpa mempedulikan perasaan anaknya.

Hormati orang tua tanpa syarat, apa pun perasan hati kita, semasih mereka hidup jangan kecewakan mereka apalagi membuatnya nestapa.

Nasehat untuk menghormati orang tua tidak bersyarat; artinya tidak pakai “kalau”: hormati orang tua baik saat menyenangkan, maupun sebaliknya.

Sebagai anak, tanggungjawab kita untuk hormat pada orangtua kita.

Dalam bacaan Injil hati ini kita dengar demkian.

“Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu.”

Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu.” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.”

Yesus, di tengah akhir hidup-Nya dan dalam kesengsaraan, masih punya respect, hormat pada ibunya dengan memperhatikan, memelihara hidupnya.

Maria, beberapa wanita lainnya dan murid yang dikasihi-Nya, setia mengikuti Yesus hingga di puncak Golgota saat Yesus disalibkan.

Bisa dibayangkan perasaan mereka pada saat menyaksikan penderitaan Yesus di kayu salib itu.

Secara manusiawi mereka sangat berduka dan sangat terpukul karena Yesus dihukum mati secara tragis.

Tetapi mereka tetap setia dan duduk di bawah salib Yesus walaupun sangat sedih.

Kesetiaan mereka ini tidak disia-siakan oleh Yesus.

Dalam penderitaannya yang hebat, Yesus menetapkan Maria sebagai ibu bagi murid-murid-Nya yang setia.

Maria menjadi model atau teladan bagi para murid-Nya sebagai seorang ibu yang setia mengikuti Yesus, juga di saat Yesus itu nampak lemah, menderita dan wafat.

Maria sosok seorang murid Yesus yang terbesar dan pertama, yang hidup dalam sejarah keselamatan.

Bagaimana dengan dirimu?

Apakah yang aku teladani dari Bunda Maria?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version