PESTA Peringatan 36 tahun SMA Dominikus Wonosari dirayakan dengan penuh semangat HARI Kamis-Jumat, 27-28 Februari 2025 pekan lalu. Sebagai satu-satunya Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, SMA Dominikus Wonosari mengusung tema pembelajaran bisnis dari alumni.
Sesi pembelajaran ini terjadi dalam perayaannya kali ini.
Hari pertama diisi dengan acara “Talkshow: Alumni Stories” dan “Movie Festival“. Semua ini juga berkaitan dengan selebrasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Puncak perayaan dimeriahkan dengan Perayaan Ekaristi syukur, bazar, serta berbagai penampilan seni dari para peserta didik.
SMA Dominikus Wonosari dikelola oleh Suster-suster Ordo Pewarta (OP) di bawah Yayasan Santo Dominikus. Selain mengelola sekolah, para suster juga mengelola Asrama Putri Santo Dominikus.
Belajar dari kisah sukses alumni
Dalam acara “Talkshow: Alumni Stories“, Yoannes Rio Pujatmiko, alumnus SMA Dominikus Wonosari angkatan 2004-2007, berbagi pengalamannya sebagai pendiri “Teman Jalan Jogja” (TJJ).
TTJ adalah sebuah bisnis jasa perjalanan dan pemandu wisata yang telah dia rintis sejak 2016.
Talkshow ini diikuti oleh seluruh peserta didik SMA Dominikus Wonosari berjumlah 61 orang, serta para guru dan karyawan sekolah.
Dra. Veronika Ari Wijayanti, Kepala SMA Dominikus Wonosari, mengungkapkan Kak Rio merupakan contoh nyata bagi peserta didik yang ingin mewujudkan mimpi dengan semangat pantang menyerah. “Kami berharap, sharing ini dapat memberikan motivasi kepada siswa,” ujar Dra. Veronika Ari Wijayanti.
Meskipun lulusan S1 Informatika dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Kak Rio lebih memilih menekuni dunia traveling. Karena ini merupakan hobi sekaligus pekerjaannya hingga kini. Bisnisnya melayani wisatawan domestik maupun mancanegara; termasuk para turis dari Malaysia.
TJJ menawari berbagai paket wisata; baik untuk perorangan, perusahaan, hingga perjalanan romantis seperti honeymoon dan anniversary trip. “Setiap wisatawan yang menggunakan jasa TJJ akan diposting sebagai testimoni, sehingga tidak ada ‘hidden customer‘. Inilah yang membuat calon pelanggan semakin percaya dan tertarik,” ungkap Kak Rio berbagi tips bisnisnya.

Perjuangan menuju sukses
Kak Rio menekankan bahwa tidak semua hal harus berjalan sesuai keinginan kita. Yang terpenting adalah menjalani pekerjaan yang bisa menghasilkan, tanpa terjebak pada gengsi.
“Jangan mentang-mentang sekolah di sini, lalu enggan bekerja di bidang tertentu. Kita harus mencari banyak pengalaman untuk menempa mental kita agar bisa sukses,” tegasnya.
Perjalanan bisnisnya tidaklah mudah. Sebelum sukses dengan TJJ, Kak Rio pernah berjualan nasi babi di Kotabaru, Yogyakarta, serta menjual puding di Malioboro, pisang goreng, bubble drink, dan pie durian tanpa memiliki stand atau ruko.
“Selama satu tahun, saya menghadapi berbagai tantangan yang semakin menempa saya menjadi lebih tangguh, kuat, dan percaya diri. Misalnya, ketika saya membeli 30 bungkus nasi babi untuk dijual, tetapi hanya laku satu bungkus. Atau saat saya menyiapkan puding dalam jumlah banyak, tetapi terjadi hujan di Malioboro membuat dagangan tidak laku. Semua itu bagian dari pelajaran hidup,” ujar Kak Rio.
Salah satu peserta talkshow, Olivia Bebet, menanyakan bagaimana cara melatih mental agar siap menghadapi dunia kerja yang penuh persaingan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kak Rio membagikan tiga prinsip utama untuk membangun kepercayaan dalam dunia bisnis dan kerja: kejujuran, ketepatan waktu, dan kemampuan menepati janji.
“Tiga hal ini merupakan soft skills dasar yang harus kita terapkan agar menjadi pribadi yang dapat dipercaya,” pungkasnya.