Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN I can’t Live without You

I can’t Live without You

0
Ilustrasi: Pohon beringin. (Mathias Hariyadi)

Puncta 25.11.23
Sabtu Biasa XXXIII
Lukas 20: 27-40

ANALOGI ini bisa kita renungkan pelan-pelan. Ketika Allah ingin menciptakan ikan, Dia berbicara kepada laut. Ketika Allah ingin menciptakan pohon, Dia berbicara ke bumi.

Tetapi ketika Allah ingin menciptakan manusia, Dia berpaling kepada-Nya. Kemudian Allah berkata, “Marilah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.”

Jika anda mengambil ikan dari air, dia akan mati. Jika anda mencabut pohon dari tanah, pohon itu akan mati. Demikian juga jika manusia terputus dari Allah, manusia itu mati.

Tuhan adalah lingkungan kehidupan kita. Kita diciptakan untuk hidup di hadirat-Nya. Kita hanya bisa hidup karena-Nya.

Seperti lagunya Mariah Carey yang berjudul Without You.
I can’t live, if living without You. I can’t live, I can’t live anymore.

Kita harus terhubung dengan Dia, karena hanya di dalam Dia, kehidupan itu ada. Maka Yesus berkata, “Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.”

Kita semua tahu, bahwa air tanpa ikan tetap air, tetapi ikan tanpa air bukanlah apa-apa. Tanah tanpa pohon masih tanah, tetapi pohon tanpa tanah bukanlah apa-apa. Dia hanya kayu kering yang mati.

Tuhan tanpa manusia tetap Tuhan. Tetapi manusia tanpa Tuhan, dia bukanlah apa-apa. Manusia akan mati. Kematian memisahkan manusia dengan Tuhan.

Kebangkitan menghubungkan kembali manusia dengan Tuhan. “Karena di hadapan Allah, semua orang hidup.”

Tentang kehidupan kekal itu Yesus mengajarkan, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”

Kebangkitan Kristus membuka tabir gelap kematian. Kristus membuka harapan semua orang, bahwa setelah kematian badani akan ada kehidupan kekal sebagai anak-anak Allah. Di hadapan Allah semua orang hidup.

Oleh karena itu kita membutuhkan Allah. Tanpa Dia kita tidak dapat hidup. Maka jangan pernah menjauh atau meninggalkan Allah.

Di dunia ini kita pusing dengan segala kebutuhan hidup, tetapi dalam kehidupan kekal, semua telah dipenuhi oleh Allah. Sebagaimana ikan sangat membutuhkan air untuk hidup, demikian juga kita membutuhkan Allah supaya bisa hidup.

Di hadapan-Nya semua orang akan hidup.
Sebagaimana semua makhluk hanya bisa hidup dalam habitatnya, demikian juga kita manusia akan hidup di hadirat-Nya.

Mari kita jaga hadirat-Nya agar kita tetap hidup.
Di hadapan Allah semua makhluk memperoleh hidupnya.

Di tengah hutan ada sarang lebah,
Bisa dipastikan ada banyak madu.
Manusia bisa hidup karena Allah,
Muliakan Allah dalam hidupmu.

Cawas, Allah hidup di tengah kita
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version