Puncta 31.07.21
PW. St. Ignasius Loyola, Imam
Matius 14: 1-12
“SAYA punya mimpi, suatu hari nanti bangsa ini akan bangkit dan hidup berdasarkan makna sejati dari tekadnya: ‘Kami adalah bukti nyata dari keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama’. Saya punya mimpi, suatu saat nanti di Red Hills Georgia, anak-anak mantan budak dan anak-anak mantan pemilik budak bisa duduk semeja dalam persaudaraan. Saya punya mimpi hari ini….”
Inilah sekelumit pidato Martin Luther King Jr yang berjudul I Have a Dream saat memimpin demo besar-besaran di Washington Monumen menuju Lincoln Memorial pada Agustus 1963.
Martin Luther adalah tokoh yang memperjuangkan hak-hak sipil Amerika.
Waktu itu, nasib seseorang ditentukan berdasarkan warna kulit. Banyak aturan diskriminatif terjadi di area publik.
Orang kulit putih diprioritaskan, sedangkan warga kulit hitam menjadi penduduk kelas dua.
Pengalaman diskriminatif di bus umum pernah dialami Martin Luther.
Ia harus memberikan kursi duduknya ketika ada warga kulit putih naik bus menuju sekolah.
Perlakuan tidak adil itu bisa terjadi di restoran, sekolah, jalan, kantor, bahkan kuburan juga dipisahkan berdasarkan ras dan warna kulit.
Apakah di sini masih ada orang Katolik tidak boleh dimakamkan di kuburan umum?
Tahun 1964 Pemerintah Federal meloloskan UU Hak Sipil yang menghapus perbedaan perlakuan berdasarkan warna kulit.
Martin Luther terus berjuang melawan ketidakadilan.
Terakhir ia berpidato di Memphis.
Setelah pidato, ia ditembak mati oleh James Earl Ray di lorong hotel pada 4 April 1968.
Yohanes Pembaptis adalah pejuang kebenaran kendati nyawanya harus dikorbankan.
Yohanes Pembaptis mati karena dendam kesumat seorang Herodias yang tidak senang karena kehidupannya diusik oleh Sang Nabi.
Tindakan salah dan tidak etis dilakukan oleh Herodes yang mengambil istEri saudaranya.
Ia dikritik oleh Yohanes dengan keras.
Namun Yohanes justru ditangkap, dipenjara dan dipenggal kepalanya.
Kematian Yohanes Pembaptis, Martin Luther King menunjukkan bahwa suara kebenaran tidak bisa dibungkam.
Kebenaran akan terus berkumandang melalui orang-orang yang punya hati nurani.
Hari ini kita peringati Santo IgnaTius Loyala.
Ia juga pejuang Gereja yang mengobarkan kebenaran, keadilan, cintakasih dan penghargaan martabat manusia.
Sebagai murid-murid Kristus, mari kita terus kibarkan panji-panji kebenaran dan keadilan di mana pun kita berada.
Suara kebenaran mesti terus dikumandangkan. Kita semua adalah corong-corongnya.
Bunga teratai tumbuh di bawah pohon kamboja.
Diterangi setiap hari oleh cahaya sang surya.
Kebenaran dan Keadilan bagai pedang bermata dua.
Diperjuangkan oleh mereka yang berhati nurani peka.
Cawas, ayo terus berjuang.