LISBON, SESAWI.NET – PENTAHBISAN perempuan menjadi imam dalam Gereja Katolik pada dasarnya secara teologis tidak ada halangan apapun. Demikian menurut Kardinal José da Cruz Policarpo dari Portugal dalam wawancaranya dengan Majalah Ordem dos Advogados.
Tradisi Gereja
Namun demikian Kardinal Policarpo menambahkan bahwa pentahbisan perempuan tersebut hanya akan terjadi “bila Tuhan menghendakinya”, dan hal itu bahkan tidak akan terjadi di masa sekarang, dan sekarang ini bukanlah saatnya mempertanyakan hal tersebut.
“Dalam Gereja Katolik ada persamaan derajat secara mendasar di antara semua anggota Gereja,” demikian menurut Kardinal Policarpo. Namun menurut beliau, mengenai tahbisan imam perempuan permasalahan mendasarnya ada di dalam sebuah tradisi yang kuat yang dibawa oleh Yesus sendiri, dan di sisi lain ada fakta bahwa Gereja Reformasi menyetujui adanya pentahbisan imam perempuan.
Dokumen Gereja
Pernyataan Kardinal Policarpo ini tentu saja mengundang perhatian dari banyak pihak mengingat bahwa di tahun 1994, dalam dokumen Ordinatio sacerdotalis Johanes Paulus II kembali menegaskan larangan pentahbisan perempuan. Penegasan ini diperkuat dengan klarifikasi dari Kongregasi Doktrin dan Iman oleh Kardinal Ratzinger (waktu itu) yang menyatakan bahwa soal pentahbisan perempuan ini merupakan hal yang infallible. Paus Benediktus XVI pun baru-baru ini dalam suratnya kepada Uskup William Morris di Australia menegaskan kembali hal yang sama, yang sekaligus memberhentikan uskup tersebut dari jabatannya akibat mempertanyakan pentahbisan perempuan dalam surat gembala-nya di tahun 2006.
Problem Palsu
Kardinal Policarpo menambahkan bahwa persoalan pentahbisan perempuan ini hanyalah sebuah “problem palsu” karena menurutnya banyak perempuan yang mendukung pentahbisan perempuan pun tidak ingin bila diri mereka diminta menjadi imam.
Kardinal Kontroversial
Kardinal José da Cruz Policarpo yang di masa lalu diyakini merupakan salah seorang papabilis (kandidat calon paus) memang merupakan salah seorang kardinal yang kontroversial. Di tahun 2007 dia menolak untuk melakukan ekskomunikasi terhadap umat Katolik pendukung aborsi, dan di tahun 2009 menyerukan kepada perempuan Katolik di Portugal untuk berhati-hati dan berpikir dua kali bila mau menikahi seorang laki-laki muslim, sehingga dia dituduh sangat intoleran dan diskriminatif. Dia diyakini memiliki hubungan dan kepercayaan yang kuat dengan Vatikan. Paus Benediktus XVI sendiri memperpanjang masa tugas Kardinal Policarpo sebagai Patriark Lisbon meski sudah melewati batas usia pensiun. Dia dikenal sebagai teolog yang moderat dan menjadi jembatan antara Gereja Eropa dan Gereja Amerika Latin
SOURCE: National Catholic Reporter
hi
Shoot, who would have tgohuht that it was that easy?