UNGKAPAN ini berarti bahwa Perawan Maria mengandung Putera abadi di dalam rahimnya melalui kuasa Roh Kudus, tanpa campur tangan seorang lelaki.
Malaikat mengatakan hal ini kepadanya pada peristiwa Pewartaan Kabar Sukacita bahwa “Roh Kudus akan turun atasmu” (Luk 1:35)
“This expression means that the Virgin Mary conceived the eternal Son in her womb by the power of the Holy Spirit without the cooperation of a man. The angel told her at the Annunciation that “the Holy Spirit will come upon you.” (Luke 1:35)” (KOMP. KGK #94).
Dalam Katekismus Gereja Katolik, artikel 484-486, Gereja mengajarkan secara khusus perihal Yesus dikandung dari Roh Kudus.
Gereja menjelaskan bahwa pewartaan kepada Maria membuka “kegenapan waktu” (Gal 4:4): Janji-janji tentang Mesias, Sang Juruselamat terpenuhi, persiapan sudah selesai.
Maria dipanggil supaya mengandung Dia, yang di dalam-Nya akan tinggal “seluruh kepenuhan ke-Allah-an secara jasmaniah” (Kol 2:9).
Jawaban ilahi atas pertanyaan Maria: “Bagaimana mungkin hal itu terjadi karena aku belum bersuami?” (Luk 1:34) menunjukkan kekuasaan Roh: “Roh Kudus akan turun atasmu” (Luk 1:35).
Perutusan Roh Kudus selalu berhubungan dengan perutusan Putera dan diarahkan kepada-Nya (Bdk. Yoh 16:14-15).
Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim perawan dan membuahinya secara ilahi; Ia, “yang adalah Tuhan dan menghidupkan”, menyebabkan bahwa perawan mengandung Putera abadi Bapa, yang menerima kodrat manusiawi dari dia.
Putera tunggal Bapa, yang dikandung oleh Perawan Maria sebagai manusia, adalah “Kristus”, artinya diurapi Roh Kudus (Bdk. Mat 1:20; Luk 1:35), sejak awal keberadaan manusiawi-Nya juga apabila itu baru dinyatakan selangkah demi selangkah: mula-mula kepada para gembala (bdk. Luk 2:8-20), lalu kepada para ahli nujum (bdk. Mat 2:1-12), kepada Yohanes Pembaptis (Bdk. Yoh 1:31-34) dan akhirnya kepada para murid (Bdk. Yoh 2:11).
Seluruh kehidupan Yesus menyatakan bahwa “Allah mengurapi-Nya dengan Roh Kudus dan kuat kuasa.” (Kis 10:38).
Singkatnya, seperti dijelaskan Gereja dalam KGK 474-475, ketika “kepenuhan waktu” telah tiba, Roh Kudus menyelesaikan dalam diri Maria segala persiapan untuk kedatangan Kristus, yang Ia lakukan dalam Umat Allah.
Oleh pengaruh Roh Kudus, Bapa memberi dalam Maria kepada dunia, Emanuel yang berarti “Allah menyertai kita” (Mat 1:23).
Jadi, Yesus, Putera Allah ditahbiskan pada saat inkarnasi-Nya oleh urapan dengan Roh Kudus menjadi Kristus (Mesias) (bdk. Mzm 2:6-7).
Penting untuk selalu diingat dan diyakini bahwa “kalau Allah mengutus Putera-Nya, Ia selalu mengutus juga Roh-Nya, sejak awal sampai akhir zaman; perutusan mereka berhubungan erat, mereka tidak dapat dipisahkan” (KGK 473).