Jumat, 2 Desember 2022
- Yes. 29:17-24.
- Mzm. 27:1,4,13-14.
- Mat. 9:27-31.
CINTA menjadi kekuatan yang paling dahsyat dalam kehidupan manusia.
Karena merasa dicintai, seseorang mampu bangkit dari kehidupannya yang kelam di masa lalu.
Karena dicintai, seseorang mengalami kesembuhan batin dan juga kesembuhan jasmani.
Cinta itu mampu menggerakkan orang untuk melangkah jauh melampaui batas kemampuan hidupnya sendiri.
Pengalaman mencintai dan dicintai sesama itu membahagiakan, tetapi juga menyehatkan bahkan menghidupkan semangat yang sempat pudar.
Pengalaman dicintai oleh Kristus membuat kita ingin tinggal bersama Kristus.
Tinggal di dalam kasih-Nya menggerakkan kita untuk mencintai seperti Dia.
“Saya diubah oleh kenyataan yang pahit ini, yakni hidupku terasa berarti sejak, saya memutuskan untuk mencintai isteri dan anak-anakku dengan sepenuh hati,” kata seorang bapak.
“Penyakit isteriku yang membuat kami membuka mata atas realitas penderitaan dalam langkah bersama,” lanjutnya.
“Sepekan dua kali isteriku harus menjalani hemodialisis (cuci darah); di rumah sakit yang cukup jauh dari rumah kami,” ujarnya.
“Kami bergantian menjaga dan menemani isteriku waktu dia hemodialisis,” sambungnya.
“Setiap kali ke rumah sakit rasanya hati ini pedih namun melihat semangat dan tekad isteriku maka aku tetap berusaha tegar dihadapannya,” lanjutnya.
“Di antara kami sepakat untuk memberikan kasih dan cinta yang tulua bagi ibu yang sakit,” katanya.
“Sampai kapan saya merepotkan kalian seperti ini,” kata ibu saya.
“Tidak ada yang direpotkan, sudah jadi niat kami bersama ibu, dalam suka dan duka,” kata anak sulung saya.
“Dari pengalaman sehari-hari, banyak orang mengalami cinta, mendapat perhatian, mendapat pemberian berlimpah, perasaan bergelora senang luar biasa,” kata bapak itu.
” Sebenarnya orang itu tidak sedang mencintai tetapi ia sedang dicintai,” paparnya.
“Dari kecil, manusia sering belajar kemampuan untuk dicintai, jarang diajarkan bagaimana untuk mencintai, mengembangkan kapasitas untuk mencintai,” tegasnya.
“Pengalaman dicintai itu membebaskan, menyembubkan hidup kita” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.
Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.”
Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang sakit.
Beragam kalangan datang kepada-Nya dengan harapan sakit mereka disembuhkan.
Kesembuhan terjadi sebab iman yang tertuju kepada Yesus.
Kepercayaan yang sungguh-sungguh bahwa tidak ada yang mustahil, jika Tuhan Yesus berhendak.
Belas kasihan Tuhan Yesus kepada dua orang buta, membuktikan bagaimana Tuhan memperhatikan harapan, semangat dan ketekunan mereka yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Kedua orang buta itu mengerti bahwa mereka tidak dapat mengatur apalagi memaksa Tuhan Yesus menjawab keinginan mereka.
Mereka hanya percaya dan terus percaya sampai mujizat terjadi.
Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus sungguh-sungguh, maka kita mengerti jawaban Tuhan yang terbaik dalam rencana dan pergumulan kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku tetap berharap dalam situasi yang sungguh sulit dalam hidupku?