Home BERITA Iman Otentik dalam Keseharian Orang Bisu

Iman Otentik dalam Keseharian Orang Bisu

0
Pasien disabilitas dalam misa vigili Paskah di Lourdes - Mathias Hariyadi

IMAN otentik adalah iman yang asli. Langsung percaya, mengandalkan Tuhan.

Ilmu tentang Kitab Suci, tafsir, Eklesiologi, Sosiologi, etc, adalah sarana-sarana pendukung iman otentik.

Di manakah iman macam ini ditemukan. Dalam diri orang-orang amat sederhana. Malah yang berkekurangan sebagai ciptaan.

  1. Seorang umat, bisu, karena tak bisa mendengar. Namun tiap ada Ekaristi, dia selalu hadir, duduk sampai rampung. Dalam kunjungan pastorpun ia ikut datang, tanpa malu, tanpa pekewuh. Malah partisipasi jadi yogo, sinoman, menyajikan wedang dan makanan. Wajahnya ceria, meskipun komunikasinya pakai isyarat-isyarat sebagai bahasa.
  1. Seorang umat lain, tak seratus persen intelektulitasnya. Namun bisa kegiatan ala manusia biasa. Mengerti ini dan itu. Hanya agak kurang daya dong-nya. Tapi tetap ia berdoa, juga dalam kewajiban Ekaristi mingguan. Bisa ngerti komuni.  Dan jika menyambutnya, selalu dengan senyum dan ekspresi riang-hati.

Iman, di situ ada kepercayaan. Di situ ada keyakinian. Di situ ada kepasrahan. Di situ ada keceriaan. Dan di situ terjadi relasi dengan Tuhan.

Komunikasi, srawung dengan Sang Khalik, Tuhan Pencipta semesta.

Nov 18  -Wasalam

-=peng-oedoed ‘76=-

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version