PASTOR Simon Petrus Rostandy OFMCap lahir di Pontianak tanggal 6 Desember 1942 dengan nama Simon Rostandy dari pasangan Cosmas Tan Tek Hong – Ny. Lucia Ang Hui Khim. Menjalani pendidikan Sekolah Rakyat di English Chinese School tahun 1951-1958, benih mencintai panggilan imamat mulai tumbuh di hati Simon kecil ini.
Diceritakan pula ketika masih masih kecil Simon Rostandy suka bermain menjadi pastor. Selimut dijadikan jubah, permen bundar dijadikan hosti. Apalagi saat itu bersama ibunya yang aktivis Gereja, Simon juga rajin melayani ekaristi sebagai misdinar.
Pada tanggal 1 Agustus 1964, Simon remaja memutuskan bergabung masuk Komunitas Ordo Fransiskan Kapusin. Sejak menjadi Kapusin di Novisiat Kapusin di Parapat di Sumaetra Utara dan kemudian mengucapkan kaul pertamanya pada tanggal 2 Agustus 1965, almarhum Pastor Rostandy memutuskan mengganti namanya menjadi Petrus Rostandy.
Setelah menyelesaikan studi filsafat pada tanggal 2 Agustus 1969, dia diizinkan mengucapkan kaul kekal sebagai Kapusin.
Tahbisan diakonat dan kemudian imamat diterimanya empat tahun kemudian. Tepatnya tanggal 15 Juli 1972, Fr. Petrus Rostandy OFMCap menerima tahbisan imamat dari tangan Mgr. Herculanus di Gereja Katedral Pontianak.
Usai tahbisan, Ordo OFMCap mengutusnya belajar sosiologi hingga gelar licenciat di Roma. Setelah kembali dari Roma, ia bertugas di Pastoran Nyarumkop dan dua tahun setelahnya dipindahkan ke Pontianak untuk mengemban tugas sebagai Pastor Kepala Paroki St. Yosep Katedral Pontianak dari tahun 1979-2003 dan berlanjut kemudian tahun 2009-1010.
Selama kurun waktu tahun 1989-2006 mendapat kepercayaan Uskup Agung Pontianak Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun dari Keuskupan Agung Pontianak mengemban tugas sebagai Vikjen Keuskupan.
http://www.sesawi.net/2018/01/03/in-memoriam-pastor-s-petrus-rostandy-ofmcap-definitor-general-ordo-kapusin-asia-pasifik-antar-ke-peristirahatan-terakhir-2/
Gua Maria Toho dan Widya Dharma
Di samping menjalankan tugas utamanya yaitu pelayanan di parokial, ia juga banyak berkiprah dalam pelayanan katekumenal, Legio Mariae, juga perintis tempat ziarah Gua Maria St. Bernadetta. Gua Maria yang berlokasi di Toho ini merupakan kenangan yang tak terlupakan akan alm. Pastor Petrus.
Sebagai salah satu bentuk rasa cintanya kepada dunia pendidikan, maka bersama alm. Petrus Djuman, Widjaja Tandra, Peit Andjioe Nyangun, Pastor Petrus berhasil mendirikan Yayasan Widya Dharma –badan hukum yang kini menaungi STIE Widya Dharma, STMIK Widya Dharma, ASM Widya Dharma, dan ABA Widya Dharma yang semuanya berlokasi di Pontianak.
Almarhum pernah juga menjadi moderator WKRI dan PMKRI Pontianak, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sabatu–badan hukum yang menaungi Pusat Rehabilitasi Anak-anak Cacat Fisik di Pontianak, selain tetap mengurusi Yayasan Widya Dharma, Yayasan Gembala Baik, dan Legio Mariae.
Minister Provinsial Ordo Kapusin Provinsi Pontianak
Pada bulan Februari 1994, Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) dimekarkan menjadi tiga provinsi: Medan, Sibolga, dan Pontianak.
Kapusin Provinsi Pontianak dengan nama pelindung Santa Maria Ratu Para Malaikat didirikan secara resmi pada tanggal 21 Februari 1994. Dan alm. Pastor Simon Petrus Rostandy OFMCap terpilih sebagai provinsial selama dua kali periode: tahun 2003-2009.
Sebelumnya, Pastor Petrus Rostandy dipercaya menjadi anggota Dewan Pimpinan Ordo OFMCap tahun 1976-2003 dan masih berlanjut lagi sejak tahun 2006-2009.
Kenangan indah
Setelah menjalani proses sakit yang panjang sejak bulan Februari hingga Desember 2017 P. Simon Petrus Rostandy OFMCap menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak pukul 12.10 WIB.
Selamat jalan Pastor Simon Petrus Rostandy OFMCap.
Ia telah pergi, namun ia meninggalkan kenangan untuk kita akan pengalaman spiritual orang-orang yang pernah berdoa di Gua Maria St. Bernadetta Toho.
Ia telah pergi, tetapi ia meninggalkan kepada kita orang-orang yang pernah dididik di Perguruan Tinggi Widya Dharma (WD).
Ia telah pergi, tetapi ia meninggalkan keluarga-keluarga yang pernikahannya pernah diberkati oleh almarhum.
Ia telah pergi, tetapi ia meninggalkan para katekumen yang pernah dibinanya.
Ia telah pergi, tetapi ia meninggalkan orang-orang yang diampuni dosanya berkat pelayanan Sakramen Tobat.
Segala sesuatu selalu ada masanya, kata Pengkotbah, maka kini tiba saatnya kita harus menghantar Pastor Petrus yang kita cintai untuk berjumpa Allah yang dicintainya. (Selesai)
PS: Artikel ini diolah berdasarkan dari pengantar riwayat hidup P. Petrus Rostandy OFMCap yang dibacakan oleh P. Yulius Lingga OFMCap dan lainnya.
Super sekali