SETIAP Jesuit di Serikat Jesus Provinsi Indonesia (Provindo) pastilah ingat dan mengenang betapa sosok alm. Romo F. Danuwinata SJ ini dikenal sebagai pribadi yang melakoni hidupnya sangat sederhana. Dalam memori kecil saat di STF tahun 1984-an, secara kebetulan saya sering bertemu beliau yang saat itu sudah pindah menjadi Rektor IKIP Sanata Dharma (kini Universitas Sanata Dharma, USD) di Yogyakarta.
Sepanjang hari-hari ketemu beliau, kok bajunya ya hanya itu-itu saja. Tidak pernah ganti dan ya memang hanya itu saja. Itu setidaknya omongan karyawan di bagian cuci di Kolese Hermanum –tempat pendidikan para frater Jesuit yang tengah belajar filsafat di STF Driyarkara Jakarta.
Baca juga:
- Sabtu 27 Agustus 2016, Requiem untuk Romo F. Danuwinata SJ
- Requiem for Jesuit priest Danuwinata SJ to be held Saturday
Sebagai imam Jesuit senior, alm. Romo Danu dikenal sebagai sosok yang rigid dalam memegang prinsip. Kadang terkesan kaku karena keukeuh-nya sebagai Provinsial SJ menuntut para imam dan frater Jesuit hidup wajar dan sederhana.
Tentang kiprahnya di dunia pendidikan tinggi, mantan Rektor Unika Widya Karya di Malang, Romo Michael Agung Christiputro mengatakan, adalah jasa alm. Romo Danu yang bersama alm. Romo Prof. Kuylaars Kadarman SJ ikut membidani lahirnya APTIK (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) di Indonesia. Romo Ciput –demikian dosen teologi di STFT Widya Sasana Malang ini disapa akab– mengakui dirinya sungguh amat terbantu sebagai Rektor Unika Widya Karya di Malang karena dukungan besar APTIK saat membenahi manajemen universitas katolik di Keuskupan Malang ini.
Berikut ini paparan dokumentasi foto tentang sosok alm. Romo F. Danuwinata SJ yang dikirim Joachim Dwi Heru mewakili keluarga besar alm. Romo Danu.