Ringkasnya, Romo Kartono berkeyakinan bahwa sebagai orang Katolik, kita itu harus mempunyai wawasan “Glocal”, yakni global & lokal sekalI
Namun sebetulnya terdapat segi lain di samping wawasan Glocal itu yang jauh lebih menarik perhatiannya, yakni segi personal: hasrat dan minatnya yang kuat untuk mengenal riwayat hidup seseorang dengan mendalam dan kemudian menggubah riwayat itu menjadi sebuah Kisah Teladan yang menarik guna disampaikian kepada kalangan umum yang lebih luas.
Maksudnya, ia ingin menjadi seorang penulis dari “moments of epiphany, “saat-saat cahaya ilahi berkelebat masuk menerobos perjuangan hidup seseorang hingga ia bisa keluar dari krisis dan kemelut yang tengah merajut nasibnya. Dalam perjalanan imamatnya sendiri, Romo Kartono secara pribadi pernah mengalami saat epifani semacam itu hingga ia bisa keluar dengan selamat dari krisis panggilan yang pernah menggoncangkan nasib dan identitasnya sebagai imam.
Dan ia sungguh percaya bahwa moment epifani semacam itu dialami oleh banyak orang lain juga: “Ketika semua pintu telah tertutup, Allah justru berkelebat masuk!”
Didorong oleh kepekaan intuitifnya akan moment epifani itu, Romo Kartono dengan rajin dan cermat lalu menuliskan pengamatan dan renungannya tentang pelbagai kisah hidup orang yang dikenalnya itu dalam berbagai media: buku harian, blog “Batur Sajalur,” aneka artikel di rubrik kesaksian & eksponen majalah Hidup. Aneka tulisan yang berserakan itu kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi lima (5) buku berikut:
- Buku pertama: “Ketika Semua Jalan Telah Tertutup” tentang koleksi kesaksian umat yg ditemui dalam kisah perjalanan imamatnya;
- Buku kedua: “Kersaning Allah”. Ini Memoir dari Ganda Kusuma;
- Buku ketiga: “Doewe, Tokoh Pelopor Sunda Katolik.” Ini adalah kisah pendiri gereja Katolik di kota Ciledug – Cirebon, tempat Romo Kartono menjalani masa kecinya.
- Buku Keempat: “Asyiknya Jadi Romo.” Ini adalah kumpulan pengalaman pastoralnya bersama umat.
- Buku kelima:”Dibakar Semangat Pelayanan”. Ini adalah koleksi kisah orang-orang yang dikenal dan dikagumi secara pribadi oleh Romo Kartono.
Ada satu hal yang menarik dan menonjol dari kelima buku tersebut: semuanya bercerita tentang perjalanan hidup & perjuangan iman dari orang-orang yang dikenal secara pribadi oleh Romo Kartono. Ada dua akibat ajaib yang muncul dari cara penulisan semacam itu.
- Pertama, tulisan-tulisannya itu telah mengakibatkan Romo Kartono masuk dalam kancah & jejaring pergaulan yang luas dengan orang dari pelbagai kalangan dan latar-belakang yang berbeda: guru, dosen, artis, wartawan, seniman, pengusaha, dokter, rohaniwan/wati, celebriti dan lainnya.
- Kedua, tulisan-tulisannya itu telah menciptakan suatu “relasi yang intim” di antara sang penulis dan orang yang ditulis: nama Romo Kartono pun seakan-akan tertulis secara abadi dalam lubuk hati orang-orang yang pernah diceritakannya.
Photo credit: Alm. Romo Heri Kartono OSC (ist)
Tautan: