Home BERITA In Memoriam Romo Vincentius Markus Marlon MSC: 22 Artikel Suka-duka Kehidupan Manusia...

In Memoriam Romo Vincentius Markus Marlon MSC: 22 Artikel Suka-duka Kehidupan Manusia (4)

0
Romo Markus Marlon MSC dalam kesempatan kunjungan umat tanggal 2 Agustus 2020. Foto ini dikirim sendiri oleh almarhum Romo Marlon MSC kepada penulis.

ALMARHUM Romo Vincentius Markus Marlon MSC pernah membuat buku dengan judul 22 Artikel tentang Suka-duka Kehidupan Manusia bertepatan dengan hari ulang tahunnya tanggal 22 Januari 2020.

Romo Marlon meminta saya untuk menulis sekapur siri dalam buku itu. Saya sekarang membaca kembali tulisan saya yang dulu itu. Kalimat-kalimatnya tertulis seperti ini.

Sekapur sirih

Hidup itu bukan sekadar jalan-jalan, tetapi suatu perjalanan yang harus ditempuh. Dalam menempuh perjalanan yang oleh Heidegger (1889–1976) disebut sebagai “a being unto death” – berada menuju kematian, haruslah dilalui dengan kehati-hatian dan penuh kesadaran, awareness.

Itulah sebabnya, setiap langkah perjalanan perlu untuk direnungkan, karena banyak ujian di tengah jalan. Socrates (470–399 SM) berkata,“Unexamined life is not worth living” – hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi.

Tanggal 22 Januari 1966 memunyai makna khusus bagi sabahatku, Markus Marlon.

Pada saat itu, bertepatan pesta Santo Vincentius (sang pemenang) terlemparlah ke dunia seorang jabang bayi. Si jabang bayi itu kini sudah berusia 54 tahun. Sejak usia belasan tahun, dirinya seolah-olah “terkutuk” untuk menulis percikan-percikan “day by day” – dari hari ke hari.

Benar kata-kata Soe Hok Gie (1942 – 1969), “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda. Dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

Benar kata-kata ini, “Those whom the gods love die your” – yang disayangi para dewa mati muda.

“Alea iacta est” – dadu sudah dilempar. Keputusan “yang di atas” sudah dijatuhkan dan tidak bisa ditarik kembali. Inilah saatnya untuk nglakoni hidup ini, yang oleh penyair Romawi – Horatius (65 – 8 seb. M) diistilahkan dengan “carpe diem” – nikmatilah kesempatan yang sekarang ini.

Markus Marlon, sahabatku: “Selamat merayakan hidup ini yang –tentunya– sulit untuk diprediksi.”

22 Januari 2020

Romo Nicolas Setija Widjaja OMI alias Liem Tjay Tie

Kini Markus Marlon, sahabatku: ”Selamat merayakan hidup baru – kau sudah mengakhiri pertandingan hidup, mencapai kemenangan Kristus, hidup kekal bersama Sang Imam Agung di surga. Doakan saya, rekan imam dan umatmu.“

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version