Home BERITA In Memoriam Romo Wernet SJ: Lama di Kamar Pojokan Mertoyudan, Tua di...

In Memoriam Romo Wernet SJ: Lama di Kamar Pojokan Mertoyudan, Tua di Jerman (3)

1

ROMO Horst Wermet SJ (1922-2022) menghabiskan puluhan tahun hidupnya praktis hanya di dua seminari.

Itu berarti lingkungan hidupnya hanya “itu-itu” saja. Dari kamar pribadinya yang sempit 3x3m di kamar pojokan Medan Pratama Seminari Mertoyudan dan mungkin kamar lebih luas lagi di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan.

Lalu ke kelas untuk mengajar, kapel seminari untuk ekaristi, dan kebun atau dapur dan ruang makan (refter).

itulah dinamika hidup seorang imam yang berkarya di bidang formatio – mendidik dan membina para seminaria dan para frater calon imam.

Daya tahan

Sungguh tidak banyak “dinamika”nya selain dua kegiatan pokok: mengajar dan bimbingan rohani.

Butuh energi batin luar biasa untuk mampu bertahan sekian puluh tahun mengampu karya bidang formatio itu.

Setidaknya abnegatio sui dalam hal tahan dalam pola hidup “sepi” tidak banyak ketemu orang yang mungkin saja akan mengelu-elukannya seperti yang biasa terjadi pada pastor paroki atau pastor pengampu karya sekolahan umum.

Yang menemani Romo Wernet SJ dalam pola hidup sederhana dan sepi itu hanyalah Radio BBC yang setiap kali dia dengarkan di meja kamarnya.

juga sebuah cello – alat musik klasik yang amat dia kuasainya. Kepada penulis tahu 1978 silam, Romo Wernet SJ sering memperagakan betapa indahnya memainkan cello.

Perangko

Berikutnya adalah tumpukkan surat-menyurat dari seluruh dunia yang sering dia terima dan selalu ditunjukkan di mejanya.

Pemandangan biasa ini menjadi tidak biasa bagi penulis karena di tahun 1978 itu untuk pertama kalinya nelihat indahnya tampilan warna-warni perangko buatan luar negeri.

Romo Wernet SJ lahir di sebuah kota bernama Bad Säckingen di pinggir Sungai Rhein.

“Kota itu berbatasan dengan paroki saya saat ini,” ungkap imam misionaris Indoneisa di Swiss Romo Stefanus Wollo Pr kepada Sesawi.Net dari Swiss hari Jumat siang tanggal 15 Mei 2022.

“Beberapa tahun lalu,” kata Romo Stef, “Saya sempat kunjung ibeliau di Sankt Blasien Jerman Selatan. Jaraknya 30 km dari tempat saya saat ini.” (Berlanjut)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version