SUSTER Corona SFS aslinya tahun-tahun terakhir ini juga mengalami kondisi kesehatannya kurang prima. Itu ia katakan kepada Titch TV bulan September 2022, saat almarhumah suster ini merayakan pesta 44 tahun hidup membiara di Biara Pusat Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi (SFS).
Meski demikian, ia mengaku senang dan amat menikmati tugasnya sebagai perawat untuk para suster SFS senior sepuh dan penyakitan yang harus dia urus dan rawat di Rumah Kasepuhan SFS Sukabumi.
“Itu karena sejak muda -jauh-jauh hari sebelum masuk biara- saya sudah biara dididik menjadi penyabar saat merawat orang sakit. Dan yang sakit itu tidak lain adalah bapak saya sendiri. Ia sakit jantung akut,” terangnya menjawab Titch TV bulan September 2022 lalu.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi dan juga menderita sakit, tapi Sr. Corona SFS di tahun-tahun terakhir hidupnya masih dipasrahi tugas mengurus dan merawat para suster sepuh dan sakit. Merespon tugas pengutusan sebagai suster biarawati seperti itu, Sr. Corona SFS mengaku tetap hepi.
“Kalau pun harus menyebut kekurangan saya dalam penugasan ini, maka itu hanyalah soal keterbatasan usia saja. Menjadi kurang gesit bergerak, karena sudah mulai renta juga,” paparnya tandas.
Tentang nama “Corona”
Sr. Corona SFS meninggal dunia di Sukabumi, Sabtu tanggal 20 April 2024, setelah sebelumnya mengalami jatuh di kamar mandi pagi tadi. Ia sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RS Samsudin Sukabumi, namun Tuhan berkehendak lain. Ia meninggal dunia di RS, walaupun akses pintu masuk RS itu hanya berjarak 200-300 meter dari Biara Pusat Kongregasi SFS Sukabumi.
Tentang namanya, almarhum pernah berujar sembari tertawa.
“Gampang sekali mengingat nama saya. Ingat Covid-19 dengan virus corona-nya, maka itulah nama saya,” katanya kepada Titch TV saat hendak melakukan wawancara dengan almarhumah di Biara Pusat SFS, September 2022 silam. (Berlanjut)
Baca juga: