Home LUMBUNG GAGASAN Indahnya Pelayanan Total untuk Sesama: Catatan Kenangan tentang Alm. Romo Martin Sudiraatmadja...

Indahnya Pelayanan Total untuk Sesama: Catatan Kenangan tentang Alm. Romo Martin Sudiraatmadja Pr

0

SELAMAT  Jalan Romo Martin Sudiraatamadja Pr!

Romo Martin sudah pergi. Tetapi ia meninggalkan banyak hal baik. Yang sangat mengesankan ialah kemiskinannya.

Ia seorang imam yang miskin. Tetapi ia sangat dermawan dalam memberikan dirinya. Ia hanya mengambil sedikit dari dunia ini. Tetapi ia memberikan banyak kepada sesamanya. Dalam urusan transportasi ia hanya menumpang: naik mikro, naik bus ke Tomohon atau mendapatkan tumpangan mobil.

Setelah tinggal di Manado, ia jarang bepergian dengan pesawat terbang sehingga ia amat-amat jarang (sampai) membeli tiket.

Makan juga sangat sedikit. Tertebih pada tahun-tahun terakhir hidupnya ia makan pilih-pilih dan sangat sedikit. Saya heran dengan nutrisi seperti yang biasa almarhum konsumsi setiap hari, kok Romo Martin bisa kuat menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Dulu dan sekarang

Waktu baru datang di Manado badannya kuat dan kekar, sehat dan penuh energi. Tetapi semuanya itu telah diberikannya kepada kehidupan ini untuk dibagi-bagikannya kepada sesamanya sampai habis.

Ia terikat dengan tugas di Unsrat, SMU Lokon, Seminari Pineleng, UKIT dan umat di Kairagi dan Watutumou. Beberapa paroki lain seperti Kembes-Rumenkor, Pondok Emaus Malalayang juga pernah dilayaninya. Ia memberikan dirinya di sana.

Almarhum termasuk salah satu anggota Kelompok 8 sebagai penggagas dan pendiri SMU Lokon.

Sekali waktu bersama almarhum

Di Seminari Pineleng, kalau pukul 16.00 WIT saya biasa minum kopi usai istirahat siang. Di situ pula ada almarhum Romo Martin biasa terduduk di kursi sambil minum teh dan membaca koran, begitu sampai di Seminari usai datang dari Unsrat. Ia jarang sekali atau malah tidak pernah tidur siang. Tidur malamnya juga sedikit karena banyak waktu dipakai untuk membaca tesis mahasiswanya.

Romo Martin tidak banyak menikmati bagian terbaik dari dunia ini, tetapi ia memberikan yang berbaik dari dirinya kepada sesamanya. Menurut kesaksian para dosen di Usrat, ilmu program komputer languistik yang dimiliki romo Martin belum ada yang bisa menyamainya. Ia diminta mengajar di UKIT untuk memberikan masukan pendekatan sastra terhadap teks Kitab Suci. Ia menjadi anggota team penatar Pekerti dan AA, suatu program untuk melatih tehnik mengajar.

Pelayanan optimal

Kekuatan hidup romo Martin pada tahun-tahun terakhir hidupnya bukan fisiknya, melainkan semangatnya. Fisiknya bahkan seolah-oleh ditarik-tarik oleh semangatnya supaya tetap bisa berjalan dan melayani. Beberapa kali saya bertanya di meja makan kalau sedang duduk berdua. Saya iseng bertanya,  mungkin Romo Martin harus istirahat total supaya tinggal istirahat, membaca-baca dan berdoa; makan cukup dan istirahat yang cukup?

Sepertinya romo Martin menjawab: sebenarnya ingin juga begitu, tetapi masih ada beberapa tugas yang harus saya selesaikan. Ia menyebutkan 15 tesis doktoral yang harus dibacanya. Waktu perayaan 50 tahun P. Silvester Rarun, pada saat acara sambutan-sambutan di Gereja, ia sudah pergi lebih dulu untuk ke Unsrat yang katanya ada ujian doktoral. Mungkin singgah minum sedikit di biara MSC dan mencari mikrolet  menuju ke Unsrat. Permintaan misa setiap hari minggu di Kairagi dan Watutumou juga tetap dilayaninya karena memang tidak ada imam lain lagi. Rupanya di Manado juga tetap kekurangan imam untuk misa pada hari Minggu.

Meninggal dalam damai

Keindahan hidup yang ditinggalkannya ialah ia meninggal sebagai imam. Jenasahnya memakai jubah dan kasula imamat, pakaian resmi untuk mempersembahkan misa. Waktu jenasahnya tiba di Kapel Seminari dari rumah sakit Hermana Lembean, saya kaget karena wajahnya nampak enak dilihat. Ia nampak lebih muda daripada waktu masih hidup. Waktu masih hidup ia kelihatan tua, lelah dan menahan beban dari penyakitnya mungkin.

Tetapi setelah meninggal, seolah-olah tubuhnya dibebaskan dari semua beban itu dan dipengaruhi oleh jiwanya yang pasrah, sehingga wajahnya seperti tidur dan nampak senyum yang membuat rasa damai. Ada orang yang memberikan komentar: Romo Martin sudah menguasai manajemen ikhlas. Mungkin ikhlas itulah yang mendorong Romo Martin terus melayani sampai dihentikan oleh tubuhnya sendiri.

Ia telah begitu dermawan memberikan dirinya, Tuhan pasti tidak mau kalah dermawan dari Romo Martin. Kalau ia ikhlas memberikan semuanya, Tuhan pasti akan membalasnya lebih dari itu.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version